Mohon tunggu...
danu novrianto
danu novrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya memancing, saya suka film horror

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab Itu Penting dalam Retorika Berdakwah

26 Juni 2024   15:55 Diperbarui: 26 Juni 2024   16:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok.Pribadi

Oleh: Syamsul Yakin dan Danu Novrianto

Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara praktis, retorika dan dakwah harus mengedepankan adab atau sopan santun. Hal-hal yang baik harus diterapkan, sedangkan hal-hal yang buruk harus dihindari. Ini berlaku untuk kedua belah pihak, baik pembicara (orator dan dai) maupun pendengar (audiens dan mad'u).

Secara umum, adab dalam Islam adalah aturan tentang sopan santun yang diambil dari al-Qur'an. Adab ini digunakan untuk membangun komunikasi yang dialogis antar manusia. Dalam Islam, adab dianggap lebih penting daripada ilmu.

Dalam dakwah, kesopanan, keramahan, dan kelembutan budi pekerti sangat diutamakan. Jadi, dalam komunikasi Islam, bukan hanya hasil yang penting, tetapi juga prosesnya. Inilah mengapa adab sangat penting dalam retorika dakwah.

Dalam Islam, etika dan moralitas berbeda. Adab merupakan seperangkat aturan yang bersifat memaksa, sedangkan akhlak merupakan seruan yang keluar dari hati dan tidak bersifat memaksa. Singkatnya, moralitas adalah respons spontan.

Dalam retorika dakwah, adab lebih tepat karena sifatnya yang mengikat.
Sedangkan reaksi moral atau spontan dari orator atau khatib hanya terjadi dalam ceramah atau pidato. Hal ini tidak terjadi karena diatur, direncanakan, atau dibuat-buat oleh aturan agama atau budaya. Namun, etika bisa dipelajari, diulangi, dan dibiasakan.

Secara aksiologis, bagi para orator dan pendakwah, adab membantu membimbing mereka untuk menjadi orang yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan waktu dan tempat tertentu. Inilah yang disebut temperamen batin
Retorika juga mempengaruhi komunikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, etika retoris dapat dipahami sebagai berikut. Pertama, aturan tentang kesantunan, kebaikan dan perilaku dalam berbicara untuk mendorong orang berbuat baik.
Dalam hal ini, beberapa aturan di bawah ini khusus untuk pembicara atau pengkhotbah.

Kedua, etiket retoris misionaris adalah aturan tentang yang baik dan yang jahat, yang merupakan aturan mengikat yang harus dipatuhi oleh para misionaris ketika berkhotbah atau berbicara.
Retorika khotbah menekankan kewaspadaan terhadap perilaku diri sendiri yang tidak pantas.

Ketiga, etiket retoris misi tidak lebih dari cerminan kualitas pengkhotbah dan pembicara yang tampil di semua media, termasuk panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media tradisional), dan media massa. pada platform media sosial (media baru).

Jika para khatib dan narasumber mengamalkan kata-kata dakwahnya maka mereka akan dipuji dan dipuji oleh netizen. Namun jika diabaikan maka akan dimarahi dan dimarahi.
Reaksi negatif warganet di dunia digital seringkali lebih menyakitkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Penting untuk menyampaikan pesan misionaris. Sama pentingnya untuk menjadikan arena misi informatif, persuasif, dan menghibur. Namun yang terpenting adalah bersikap sopan dan santun


Bersikaplah ramah dan sopan santun saat menjalani semua ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun