Mohon tunggu...
Dante Denty
Dante Denty Mohon Tunggu... Desainer - i am an ugly duck who will become a pretiest swan

full-time dreamer. forever learner. part-time designer, writer, content creator, blogger, YouTuber . kind-hearted also be kind

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengambil Hikmah di Setiap Bencana Alam

29 Januari 2021   09:17 Diperbarui: 29 Januari 2021   09:37 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Revista Rusman

Alumni Mahasiswi Pendidikan Fisika 2016 UM

Belum usai dengan pandemi Covid19, kabar duka kembali muncul dari bencana alam yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia. Sulawesi Barat, tepatnya di Majene dan Mamuju diguncang gempa dengan magnitudo 5,9. Kemudian disusul dengan gempa kedua dengan magnitudo 6,2 pada jum'at 15 Januari 2021. Guncangan gempa ini menelan sebanyak 81 orang meninggal dunia.

Beranjak dari gempa, kemudian banjir dan longsor menghantam Manado, Sulawesi Selatan pada sabtu 16 Januari 2021. Tinggi genangan air yang mengenai kawasan tersebut  mencapai 50 hingga 30 cm. Akibatnya menelan 5 orang meninggal dunia, dan 500 jiwa harus mengungsi. 

Kalimantan Selatan pada tanggal 12-14 januari 2021 dilanda hujan lebat disertai kilat dan angin kencang. Akibatnya banjir menggenangi sejumlah wilayah dikawasan tersebut dan 3.571 rumah di Balangan harus terendam banjir. Banjir di Balangan disebabkan tingginya intensitas hujan yang membuat sungai Balangan dan sungai Pitap meluap.

Bencana alam tidak berhenti disitu saja, di Jawa Timur terjadi erupsi gunung semeru yang mengakibatkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah Kabupaten Probolinggo pada tanggal 16 Januari 2021 pukul 17.40 WIB-21.08 WIB, (Kompas.com).

Sejumlah bencana alam tersebut juga terjadi di tengah peristiwa duka jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada tanggal 9 Januari 2021 yang sampai saat ini pencarian korban masih terus diupayakan oleh Tim SAR gabungan. Satu persatu serpihan dan beberapa bagian tubuh korban ditemukan dikedalaman 23-27 meter sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, (Merdeka.com).

Sungguh miris diawal tahun 2021 kita dihadapkan dengan berbagai peristiwa yang terjadi, dari covid19 yang tak kunjung usai hingga bencana alam yang terus menyapa beberapa wilayah di Indonesia.

Ketika banyak terjadi bencana alam perlu kita sadari bahwa ini bagian dari ketetapan Allah SWT yang diberikan kepada seluruh kaum muslim, atau disebut dengan Qadha, yang artinya, segala sesuatu yang terjadi ada bagian kehendak-Nya atau ketetapannya yang tidak dapat kita hindari dan tidak ada seorang pun yang dapat menghentikannya (diluar dari jangkauan manusia). Sehingga ketika terjadi bencana alam bisa jadi ini merupakan qadha-Nya yang harus diterima.

Namun bisa jadi bencana alam ini merupakan ujian yang diberikan kepada kaum muslim untuk mengintropeksi diri dengan merenungi bagaimana hubungan kita dengan-Nya, apakah sudah menaati syariatnya, menjauhi segala larangannya, ataukah  masih banyak kemaksiatan yang dilakukan kepada Allah SWT.

Sebagaimana pada masa Umar bin Khattab RA ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduka Madinah, "Wahai manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!".

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengguncang dunia.

Umar pun mengingatkan agar kaum muslim menjauhi kemaksiatan dan segera kembali kepada Allah. Umar bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana alam merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah SWT. 

Dari kisah Umar bin Khattab RA diatas, dapat kita renungi kembali bahwasannya gempa bumi terjadi akibat ulah manusia itu sendiri yang tidak mau peduli serta tidak mau mengambil ayat-ayat Allah SWT sebagai pedoman dalam menjalani kehidupannya. Dan apabila gempa bumi terjadi ini menandakan bahwa manusia telah banyak melakukan banyak kemaksiatan dan kerusakan di bumi.

Maka hal ini sejalan dengan begitu banyaknya kemaksiatan dan kezaliman yang terus terjadi dizaman ini. Seperti kasus pemerkosaan yang menimpa sebagian besar para pelajar tingkat SD/SMP/SMA, dimana tiap tahunnya tingkat kasus pemerkosaan semakin meningkat, pembunuhan  semakin banyak terjadi.

Seorang anak membunuh orangtuanya akibat keinginannya tidak dipenuhi, istri membunuh suaminya disebabkan suami berselingkuh dengan wanita lain, teman membunuh sesama teman.

Dan masih banyak lagi, sungguh miris!. Kerusakan dan kezaliman tidak hanya berhenti disitu saja, seputar kalangan atas bahkan pemimpin atau pemerintah pun terus mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan Undang-Undang yang hanya menyengsarakan masyarakat, seperti iuran BPJS yang terus meningkat sehingga memberatkan beberapa masyarakat kalangan bawah, dimana masyarakat tidak mampu ketika sakit butuh jaminan kesehatan dari pemerintah,  namun malah dibebankan lagi dengan kebijakan ini, padahal mencari biaya hidup untuk makan dan tempat tinggal saja susah, lalu bagaimana mungkin iuran BPJS kemudian ditingkatkan.

Walhasil masyarakat hanya bisa menjerit dengan berbagai kebijakan pemerintah. Juga seperti kebijakan Omnibus LAW yang disahkan menuai banyak protes dari para pekerja/buruh. Bagi mereka setiap pasal-pasal dalam Omnibus Law menunjukan negara mengabaikan hak rakyat untuk hidup.

Tidak hanya itu,  Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki negera pun dibabat habis oleh para pemegang saham atau asing. Tambang emas, nikel, aspal, dan sumber daya alam lainnya bukan lagi diperuntukan kepada masyarakat melainkan diperuntukan kepada pemegang modal atau asing.

Bahkan masyarakat hanya mendapatkan dampak negatif dari pengelolahan sumber daya alam tersebut, seperti asap pabrik yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat, ribuan lubang tambang yang terbengkalai tidak ditutup kembali oleh pemerintah, akibatnya menelan banyak korban, walhasil mereka bingung harus menuntut siapa ketika keluarga dan anak-anak mereka menjadi korbannya, dan pemerintah tidak berbuat apa-apa, seperti berupaya menutupi lubang tambang, atau semacamnya (bbc.com).

Masyarakat hanya bisa menerima, pasrah dengan nasib naas yang dialami keluarga korban. Kebijakan pemerintah yang katanya untuk menyejahterakan masyarakat namun faktanya berbanding terbalik, masyarakat akhirnya merasa  tidak di adili dengan seadil-adilnya.

 Itulah mengapa ayat-ayat Allah tidak diindahkan, Syar'iat Allah tidak dijalankan, justru  malah diabaikan. Akibatnya kezaliman terus terjadi, pemimpin yang abai dengan aturan Allah sehingga membuat aturan yang justru hanya untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk kepentingan atau kesejahteraan rakyat, mau tidak mau rakyat hanya bisa menerima kebijakan yang dikeluarkan, menjalankan aturan yang mereka buat sendiri, melakukan banyak kemaksiatan, dan membuat mereka semakin jauh dengan aturan Allah SWT. Dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang dibuat oleh manusia yang telah banyak mengundang kemurkaan Allah SWT.

Sebagaimana Allah SWT berfirman,"Jika kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya," (Al-Isra: 16).

Maka dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sesungguhnya Allah SWT menginginkan kita untuk kembali kepada-Nya, mengambil hukum-Nya, menjalankan syari'at-Nya dan menjadikannya sebagai satu-satunya aturan untuk mengatur segala lini kehidupan yang kita jalani. Wallahua'lam bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun