Mohon tunggu...
Daniel Setiawan
Daniel Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang karyawan swasta

Segala Sesuatu Ada Masanya, Ikhlas dalam Menjalaninya disertai dengan Pengucapan Syukur.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kondisi Kereta Api Indonesia Sekarang Ini

6 Februari 2014   08:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_320739" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]

Sudah menjadi pemandangan yang umum jika pada pagi hari di stasiun-stasiun kereta yang mengarah ke Jakarta terlihat orang-orang yang berebut naik ke dalam gerbong kereta walaupun keadaan dalam gerbong sudah penuh sesak oleh penumpang. Keadaan ini akan dijumpai di stasiun-stasiun seperti Bojong Gede, Citayam, Depok, Depok Baru serta Stasiun UI. Tak peduli di dalam gerbong sudah penuh sesak penumpang dari luar tetap merangsek masuk. dorong mendorong pun tak terhindarkan. Yang di dalam tetap bertahan supaya tidak terdorong makin ke dalam, sedangkan yang di luar dengan sekuat tenaga mencoba mendorong walaupun hanya untuk mendapatkan tempat sedikit, agar tidak terjepit oleh pintu kereta.

Itulah sekelumit dari pemandangan perkeretaapian Indonesia, terutama KRL yang dikelola oleh PT. KCJ. Semenjak PT. KAI dikelola oleh Ignatius Jonan, banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di kereta api. Karena saya adalah termasuk salah satu yang menggunakan krl sebagai sarang transportasi, maka saya akan mencoba untuk mengukur perubahan krl sebelum era Jonan dan dibandingkan dengan situasi krl sekarang ini.

13916489441830233621
13916489441830233621

1. Klasifikasi Kereta

Sebelum era Jonan, kita mengenal Kereta Ekonomi, Kereta Ekonomi AC serta Kereta Express. Pembedaan ini tentu saja akan membedakan tarifnya juga. Kereta Ekonomi diperuntukkan bagi mereka yang berpenghasilan rendah oleh karena itu harga karcisnya pun sangat murah sekali yaitu Rp.2000,- untuk tujuan Bogor-Jakarta, sedangkan Kereta Ekonomi AC untuk mereka yang berpenghasilan sedang, dengan harga sebesar Rp.4500,- untuk jurusan Bogor-Jakarta dan kereta berhenti di setiap stasiun. Sedangkan Kereta Express tentu diperuntukkan bagi mereka yang mementingkan ketepatan waktu untuk sampai di kantor. Karena bersifat Express maka harganya pun express juga yaitu sebesar Rp.11000,- untuk jurusan Bogor-Jakarta, dan kereta tidak berhenti di setiap stasiun. Untuk era ini, mau turun di stasiun mana pun kita tetap dikenakan sebesar harga karcis tujuan Bogor-Jakarta.

Untuk era Jonan, pengklasifikasian jenis kereta seperti itu ditiadakan sama sekali diganti dengan hanya satu jenis kereta yaitu commuter line. Dan semua kereta berhenti di setiap stasiun.

2. Tarif

Untuk tarif kereta seperti dijelaskan pada poin 1 tadi pada era sebelum Jonan diberlakukan taris flat untuk kereta ekonomi sebesar Rp.2000,-. Ekonomi AC sebesar Rp.4500,- serta yang Express sebesar Rp.11000,- Tetapi untuk era Jonan tarif kereta disesuaikan dengan jarak tempuh. Untuk tiga stasiun pertama dikenakan harga sebesar Rp.2000,- dan tiap-tiap 3 stasiun berikutnya dikenakan penambahan sebesar Rp.500,- dan untuk stasiun terakhir dikenakan harga sebesar Rp.5000,- dan untuk diingat bahwa tarif tersebut sudah disubsidi oleh pemerintah.

3. Stasiun

Di era sebelum Jonan, akan terlihat stasiun-stasiun kereta begitu kumuh dan sumpek. Pedagang asongan, pengemis, pengamen dan penumpang kereta akan bercampur baur menjadi satu. Jadi, siapapun bebas untuk keluar masuk stasiun. Maka tidak heran jika pada saat itu, di kereta-kereta akan kita jumpai pengasong dan pengemis berkeliaran di dalam kereta.

Tetapi di era Jonan, hal tersebut tidak akan terlihat lagi. Hanya para penumpang saja yang boleh berada di dalam peron. Selain itu dilarang masuk. Stasiun-stasiun pun terlihat lebih tertib dan apalagi sekarang banyak stasiun-stasiun yang di renovasi. Kios-kios kecil yang semulanya menghiasi stasiun-stasiun kini telah dirobohkan. Sehingga stasiun-stasiun pun lebih leluasa.

4. Tiket Elektronik

Jika sebelumnya kita mengenal tiket karcis dari kertas, maka di era Jonan tiket kereta dibuat menjadi tiket elektronik. Untuk sekarang ini, tiket elektronik yang tersedia ada dua jenis. Yang berstatus harian dan yang multi. Yang harian dinamakan Tiket Harian Berjaminan (THB) yang mana setiap tiketnya dijaminkan sebesar Rp.5000,- yang dapat diuangkan kembali ketika sampai di stasiun tujuan. Sedangkan yang multi adalah tiket yang dapat dipergunakan kapan saja selama masih ada saldo di dalamnya. Dan tiket ini dapat diisi ulang.

5. Penumpang Di Atas Atap Kereta (Atapers)

Jika sebelumnya kita selalu melihat para penumpang kereta ekonomi dengan santainya duduk di atas atap kereta (biasa disebut atapers), kini pemandangan itu sudah tidak pernah terlihat lagi. Apalagi kereta ekonomi dihentikan pelayanannya pada tahun lalu. Dan inilah salah satu prestasi Jonan yang patut diapresiasi.

Dan tentu saja masih banyak hal-hal positif yang telah ditorehkan oleh Jonan di perkeretaapian Indonesia. Tetapi selain hal-hal di atas, masih banyak juga hal-hal yang masih belum dapat diatasi sampai sekarang ini.

Misalnya masalah signal yang kerap menghantui penumpang kereta. Masalah wesel yang menjadi momok. Ataupun kereta yang mogok di tengah jalan serta pengatur udara yang tidak berfungsi. Jadwal kereta yang kadang kala meleset jauh dari yang dijadwalkan. Dan untuk kedepannya, kita mengharapkan perkeretaapian Indonesia dapat mengatasi kendala-kendala tersebut, sehingga perkeretaapian Indonesia akan tambah maju dan bisa disejajarkan dengan perkeretaapian negara tetangga. Inilah harapan seorang penumpang kereta rel listrik jurusan Bogor-Jakarta.

*** Cibubur, 060214

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun