Mohon tunggu...
Dany Setia
Dany Setia Mohon Tunggu... Auditor - Pekerja biasa

Hanya seseorang yang telah, sedang dan akan terus belajar untuk bisa menjadi orang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kejadian Memalukan Sewaktu Mengurus STNK yang Tertukar

9 Januari 2014   14:12 Diperbarui: 6 Maret 2024   11:20 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lanjutan cerita STNK yang tertukar... 

Seperti yang saya ceritakan kemarin, saya meminta nomor HP dan alamat orang yang memegang STNK saya dan alamatnya adalah di bagian lain kota jakarta. 

Dimanakah itu? 

Di cengkareng. Whatt? Bearti saya harus menempuh perjalanan dari Jakarta Utara ke perbatasan Jakarta Barat dengan Tangerang. 

Langsung saya hubungi nomor orang tersebut ( sebut saja pak Z),

"Hallo pak, saya Danset..pemilik STNK yang tertukar dengan STNK pak Y. Menurut pak Y, STNK saya ada sama Bapak ya?", saya langsung ke poinnya.

"Iya pak, Bapak datang saja ke alamat bla ba bla ( di cengkareng itu), kapan bisanya?", jawabnya dari seberang telepon.

"Jauh sekali ya pak, saya dari daerah Jakarta Utara, bisa tidak kita janjian saja di tengah-tengah, misalnya Jl Hasyim ashari atau dimana gitu biar sama-sama enak", saya mencoba memintanya agar mau janjian saja.

(sepertinya tidak dengar atau pura-pura tidak dengar ajakan saya) 

"Nanti Bapak kalo sudah sampai di depan kompleks I, telpon saya lagi saja" jawabnya singkat. 

Klik..telpon di tutup, dan kebetulan saya sedang ada urusan juga. 

Setelah itu saya coba SMS untuk mengajak ketemu ditengah-tengah seperti percakapan di atas, tapi sampai ke esokan harinya tidak ada balasan. Karena tidak mau menunda-nunda lagi akhirnya saya putuskan untuk kesana saja dan langsung mengambil di cengkareng. 

Setelah saya SMS pak Z mau kesana siang itu, langsung saya berangkat. Ternyata sepertinya alasan pak Z tidak mau janjian ditengah-tengah adalah karena alasan kemacetan. Saya baru tau kalo sepanjang jalan dari grogol sampai arah kalideres macet total, sedang ada proyek peninggian jalan. Dari 3 lajur jalan yang ada, hanya tinggal 1 sepertinya.

Akhirnya hampir 1,5 jam saya baru sampai di depan kompleks I. Saya langsung telpon pak Z dan tidak lama kemudian pak Z datang,

"Pak Z ya, saya danset yang mau ambil STNK", langsung saya perkenalkan diri.

 "iya pak, mobilnya di bengkel, sudah hampir 1 bulan. Saya juga kaget waktu lihat STNK yag diserahkan sama pak Y, kok STNK motor bukan STNK mobil, bagaimana ceritanya pak?", jawabnya.

Saya sedikit menjelaskan, sambil mengecek STNK motor saya. Pas saya lihat-lihat, kok STNK saya jadi aneh. di bagian pengesahan yang biasanya ada stempel atau paraf dari pejabat kepolisian, sekarang kok tidak ada. Kertasnya masih baru lagi. Dan tanggal berlakunya STNK sudah menjadi Oktober 2018 padahal seingat saya pada saat membayar pajak dan memperpanjang STNK oleh bapak saya dibilangin bahwa untuk Polda Jateng sedang kehabisan stok kertas STNK, jadi masih pake STNK lama dengan tambahan surat keterangan. [caption id="attachment_289227" align="alignnone" width="448" caption="STNK tanpa pengesahan"][/caption] Jreng jreng....saat itu juga saya langsung curiga jangan-jangan STNK ini palsu, 

Selain itu saya juga berpikir kenapa lama sekali untuk mengembalikan STNK yang tertukar ini, jangan-jangan memang sengaja karena STNKnya sedang dibuat dan yang asli entah dimana. 

Saya sampaikan ke pak Z, 

"Pak, ini sepertinya bukan STNK saya yang waktu itu tertukar", sambil saya jelaskan alasannya. 

" wah saya tidak tau pak, pokoknya ini STNK yang dikasih sama pak Y, coba bapak telpon pak Y saja deh", jawabnya.

Saya kemudian menelepon lagi pak Y, saya jelaskan alasan-alasannya. Disitu pak Y bilang bahwa dia juga tidak tau kok bisa gitu dan menyuruh saya untuk menukar dan membawa STNK motor saya. tentu saja saya tidak mau dan mengajak Pak Y untuk ke kantor polisi saja dulu untuk memastikan keasliannya. 

Pak Y tidak mau. Akhirnya saya mengajak pak Z saja untuk sama-sama ke kantor polisi, tapi pak Z tidak mau ikut-ikut. Malah mempersilahkan saya membawa ke dua STNK itu ( STNK motor saya dan STNK Mobil pak Y) dan diselesaikan saja di apartemen pak Y. Pak Z kemudian telpon pak Y dan marah-marah, jadi sepertinya pak Z ini bukan karyawan dari pak Y, nggak mungkin anak buah marahin bos. 

Intinya pak Z mempertanyakan ke pak Y kenapa kok bisa begitu ribet dan jangan bawa-bawa dia kalo ada apa-apa. 

Akhirnya 2 STNK itu saya bawa semua, sebelum pulang saya sempatkan untuk BBM teman yang seorang anggota polisi apakah STNK itu wajib ada tanda pengesahan, dan jawabannya adalah wajib. Saya jadi semakin curiga. 

Kemudian saya memutuskan untuk menanyakan saja ke Pak Polantas yang  kebetulan sedang bertugas di sekitar Pol Sub Sektor Grogol, 

"Selamat siang pak, mohon maaf pak saya mau mengecek apakah STNK ini asli atau palsu?", saya sampaikan tujuan saya ke pak Polantas.

" Siang, memang kenapa pak? ", tanya pak Polantas.

Saya ceritakan kronologis sampai harus ditanyakan keasliannya.

" ini asli pak, kadang memang ada yang tidak di stempel pengesahan", kata pak Polantas sambil mencoba menayakan ke temannya yg lain dan jawabannya juga ASLI. 

Akhirnya saya melanjutkan perjalanan sambil berfikir kok bisa STNK ini asli. Saya baru ingat bahwa yang belum ada di polda Jateng itu adalah TNKB ( plat nomor). Jadi yang benar adalah masih menggunakan TNKB yang lama, tapi STNKnya sudah diganti dengan yang baru. 

Duhhh, jadi nggak enak. Itu perasaan yang pertama berkecamuk di dada. Bagaimana saya menjelaskan ke pak Y ya. 

Setelah sampai kantor, saya langsung SMS pak Y, menjelaskan bahwa saya yang salah dan akan mengantar STNK mobilnya di apartemen sore harinya. 

Sejujurnya, walaupun ada perasaan bersalah kepada pak Y, tapi kalo ingat perjuangan dan usaha saya untuk mendapatkan STNK ini, saya jadi malas untuk segera mengantar STNK itu. Ada perasaan..kemarin saya juga harus berusaha dan menunggu sebulan untuk mendapatkan kembali STNK saya, itupun harus saya sendiri yang pontang-panting. 

Jadinya sore itu saya belum mengantar STNK ke apartemen pak Y. Pagi harinya pak Y SMS, menanyakan kenapa STNKnya belum diantar. Saya jawab saja, kemarin hujan jadi belum sempat. Mungkin khawatir STNKnya saya bawa kabur. 

Saya janjikan besok kalau tidak hujan saya antarkan. Ingin rasanya menyuruh pak Y saja yang mengambil di tempat saya, tapi rasanya kok tidak tega aja. Nanti sama saja kelakuan saya seperti pak Y. Mempersulit orang lain. Lagian apartemen pak Y lokasinya sejalan dengan jalur pulang kantor saya, jadi sekalian saja saya antarkan. 

Akhirnya sore hari berikutnya saya antarkan STNK itu ke apartemen pak Y, dan karena pak Y lagi-lagi tidak bisa di temui, STNK itu saya titipkan di security biar diambil sendiri disitu.

Jadinya selama hampir 1 bulan berurusan dan kejar-kejaran, sampai akhirnya beres semua. tidak sekalipun saya bisa bertemu dengan pak Y.

Benar-benar " orang yang tidak jelas". 

Dan menurut pak Y, saya mungkin juga "orang yang tidak jelas", hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun