Pak Y tidak mau. Akhirnya saya mengajak pak Z saja untuk sama-sama ke kantor polisi, tapi pak Z tidak mau ikut-ikut. Malah mempersilahkan saya membawa ke dua STNK itu ( STNK motor saya dan STNK Mobil pak Y) dan diselesaikan saja di apartemen pak Y. Pak Z kemudian telpon pak Y dan marah-marah, jadi sepertinya pak Z ini bukan karyawan dari pak Y, nggak mungkin anak buah marahin bos.Â
Intinya pak Z mempertanyakan ke pak Y kenapa kok bisa begitu ribet dan jangan bawa-bawa dia kalo ada apa-apa.Â
Akhirnya 2 STNK itu saya bawa semua, sebelum pulang saya sempatkan untuk BBM teman yang seorang anggota polisi apakah STNK itu wajib ada tanda pengesahan, dan jawabannya adalah wajib. Saya jadi semakin curiga.Â
Kemudian saya memutuskan untuk menanyakan saja ke Pak Polantas yang  kebetulan sedang bertugas di sekitar Pol Sub Sektor Grogol,Â
"Selamat siang pak, mohon maaf pak saya mau mengecek apakah STNK ini asli atau palsu?", saya sampaikan tujuan saya ke pak Polantas.
" Siang, memang kenapa pak? ", tanya pak Polantas.
Saya ceritakan kronologis sampai harus ditanyakan keasliannya.
" ini asli pak, kadang memang ada yang tidak di stempel pengesahan", kata pak Polantas sambil mencoba menayakan ke temannya yg lain dan jawabannya juga ASLI.Â
Akhirnya saya melanjutkan perjalanan sambil berfikir kok bisa STNK ini asli. Saya baru ingat bahwa yang belum ada di polda Jateng itu adalah TNKB ( plat nomor). Jadi yang benar adalah masih menggunakan TNKB yang lama, tapi STNKnya sudah diganti dengan yang baru.Â
Duhhh, jadi nggak enak. Itu perasaan yang pertama berkecamuk di dada. Bagaimana saya menjelaskan ke pak Y ya.Â
Setelah sampai kantor, saya langsung SMS pak Y, menjelaskan bahwa saya yang salah dan akan mengantar STNK mobilnya di apartemen sore harinya.Â