Aku tahu dia ingin menelponku. Aku juga ingin mendengar suaranya. Tapi seperti merk pakaian kaum hawa, GENGSI, aku tetap tak ingin menjawab telepon dari nya sebelum tiga puluh missed calls terlihat di layar handphone-ku. Itulah kebiasaanku setelah aku pergi tanpa ada kejelasan dari Angin. Absurd memang!
Namun saat ini aku sedikit menurunkan kadar gengsiku. Sebuah pesan terkirim untuk Angin.
“Berbisiklah angin kepada Marsekal Guntur. Ikutilah dia hingga berjumpa dengan Pramoedya Ananta Toer. Temui aku di tempat 25 perempuan cantik membawa kepala kambing ”.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!