Identitas
Pemerintah pusat melalui Badan Otorita Danau Toba, telah membangun wisata yang dinamakan Sipinsur dan Huta Ginjang. Wisata Sipinsur berada di kabupaten Humbang Hasundutan, sedangkan wisata Huta Ginjang berada di kabupaten Tapanuli Utara. Kedua wisata tersebut menawarkan pemandangan yang indah, dengan panorama Danau Toba.
Akan tetapi, dari kedua wisata tersebut tidak menghidupkan identitas budaya yang menambah nilai jual wisata tersebut. Identitas budaya tersebut dapat berupa aksi budaya. Pada wisata Sipinsur, patung, lukisan, tulisan, yang menunjukkan identitas Batak sama sekali tidak ada. Rasa bosan wisatawan saat pertama kali datang ke wisata Sipinsur wajar terjadi, karena hanya menjual pemandangan saja dan kayu pinus saja.
Wisata dengan pemandangan Danau Toba dan kayu pinus, sangat banyak berada di daerah pinggiran Danau Toba dan tidak kalah juga dari wisata Sipinsur dan Huta Ginjang, yang sangat gencar di promosikan pemerintah. Pemerintah harus menciptakan hal yang baru dan yang tidak ada, pada tempat wisata -- wisata yang ada di daerah Danau Toba.
KesimpulanÂ
Kemajuan pariwisata Danau Toba, harus didukung oleh masyarakat setempat sebagai tuan rumah. Menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata seperti Bali, tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak hal yang harus mendapat perhatian khusus. Salah satunya adalah budaya masyarakat Batak atau kebiasaan hidup masyarakat Batak. Fenomena -- fenomena yang telah dipaparkan oleh penulis diatas, adalah berhubungan erat dengan budaya.Â
Pariwisata maju, bukan hanya karena banyaknya wisatawan berkunjung, tetapi karena masyarakatnya dan BUDAYAnya juga ikut sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H