Apa yang paling ditunggu setiap pegawai atau karyawan saat hari raya?
Tidak lain dan tidak bukan ialah THR atau Tunjangan Hari Raya.
Seakan sudah menjadi suatu "hak" meskipun juga sebenarnya tergantung pada perusahaannya, namun pemberian THR kepada pegawai tentu menjadi suatu sukacita tersendiri.
Walaupun jumlahnya ada yang berbeda-beda maupun sama, akan tetapi ini ibarat oase dan bonus, selain juga gaji bulanan yang memang rutin diterima.
Pertanyaan yang kemudian muncul ialah apa yang akan dilakukan dengan dana atau uang THR ini?
 Apakah untuk kegiatan konsumtif atau justru untuk produktif?
Setiap orang tentu bebas menggunakan uang THR yang menjadi bonus mereka, toh diterima hanya setahun sekali dan tidak setiap bulan, jadi kalau memang digunakan untuk konsumtif ya mungkin sah-sah saja.
Meski demikian, ada juga yang berpikir ini bisa menambah dana investasi selain yang sudah disisihkan setiap bulan dari gaji rutin, itupun boleh dan bahkan bagus juga.
Tulisan ini tentu hanya memberikan opini dan tidak menjadi suatu keharusan untuk diikuti, karena setiap pribadi memiliki pengaturan keuangan atau money management masing-masing.
Berdasarkan pengalaman maka penulis mencoba melakukan kolaborasi dari kedua segi tersebut baik konsumtif maupun produkti (dalam hal ini investasi).
Jika memungkinkan maka bisa 60:40 yaitu 60% untuk konsumtif dan 40% untuk investasi, mengapa demikian?
Alasan konsumtif lebih banyak, karena biasanya dalam hari raya, kita bertemu dengan keluarga besar ataupun berbagai dengan saudara-saudara, yang sebenarnya juga bukan konsumtif.
Dalam kacamata atau sudut pandang penulis, pengeluaran lebih banyak untuk pos konsumtif sebenarnya juga berbagi berkat kepada sesama, jadi sebenarnya "investasi sosial"
Tidak selalu hasil sebuah investasi itu adalah uang atau materi, tetapi bisa jadi mempererat persahabatan maupun juga persaudaraan.Â
Jadi ketika mengeluarkan prosentasi lebih banyak untuk berbagi dibandingkan untuk investasi pribadi, tentu ada tujuan yang ingin dicapai.
Lalu mengapa juga perlu dana THR tersebut disisihkan untuk investasi?Â
Karena kitapun harus belajar untuk berpikir tidak hanya masa kini, tetapi juga masa depan.
Investasi bukan soal 1- 2 tahun saja, tetapi untuk jangka panjang, misalnya untuk dana pensiun nantinya ketika sudah tidak bekerja dan tidak lagi mendapatkan dana THR.
Pengelolaan keuangan yang tepat sejak dini, tentu akan menolong kita agar tidak terjebak menjadi beban bagi generasi sesudahnya.
Masih segar dalam ingatan kita tentang istilah generasi sandwich dimana kaum yang muda juga menanggung generasi di atasnya.
Hal ini mungkin saja karena tidak mempersiapkan keuangan dengan baik pada saat masih aktif bekerja.
Prosentase pembagian bisa berubah tergantung keperluan masing-masing, bahkan jika memang ingin menggunakan semuanya untuk konsumtif, tentu boleh juga.
Satu hal yang penting untuk diingat ialah jangan sampai menghabiskan dana THR untuk konsumtif, bahkan mengambil dari pos gaji rutin bulanan.
Setelah Hari Raya kita akan kembali kepada rutinitas dan jangan sampai justru malah kemudian terjebak dalam utang atau pinjaman, hanya karena royal dan tidak dapat mengatur keuangan dengan baik.
"Penyesalan itu di akhir, kalau di awal itu pendaftaran", jangan sampai di akhir malah buntung bukan untung
10 April 2024
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H