Kembali kepada judul yang ada di atas, tentu maksud penulis adalah jika kita berinvestasi maka tidak hanya siap untung tapi juga siap rugi.Â
Hal ini karena namanya investasi tentu membutuhkan modal, dan ini bukan hanya bicara soal uang atau materi saja, tetapi juga waktu, pikiran maupun tenaga.
Investasi itu layaknya menanam sebuah benih pohon, yang tentu tidak akan langsung tumbuh dalam satu malam. Butuh proses mingguan, bulanan atau bahkan bisa tahunan untuk investasi kita itu makin bertumbuh dan kemudian menghasilkan buah yang menguntungkan.
Untuk awalnya, mungkin kita akan "rugi" karena harus menanam, membeli pupuk (modal materi), menyiram (modal tenaga) dan sabar menunggu (modal waktu). Apalagi jika sudah beberapa waktu, ternyata benih tersebut tidak tumbuh sesuai yang diharapkan karena terkena gangguan hama, misalnya tentu ini akan membuat jengkel kita karena merasa rugi materi, tenaga dan juga waktu.
Itulah yang menjadi alasan penulis mengungkapkan bahwa jika berinvestasi, jangan hanya menginginkan mendapat keuntungan saja tetapi tidak mau untuk merasakan kerugiannya.Â
Justru ketika kita mendapat kerugian di awal, maka sebenarnya itu adalah proses yang baik karena itu melatih mental kita untuk dipersiapkan menjadi seorang investor yang hebat.
Penulis sendiri masih belajar untuk berinvestasi dan sudah mulai melakukannya sejak beberapa tahun terakhir. Apakah sudah menghasilkan keuntungan? Tentu saja pernah untung dan juga pernah mengalami kerugian, apalagi penulis belajar investasi hanya secara otodidak.
Meski demikian, ketika penulis mengalami banyak kerugian di awal-awal melakukan investasi, bukan berarti membuat penulis berhenti dan kapok, tetapi justru sebaliknnya.Â
Penulis kemudian membeli buku-buku yang berkaitan dengan investasi yang penulis sedang lakukan, membaca dan juga menonton video tentang cara berinvestasi maupun hal-hal lainnya.
Tentu saja itu semua membutuhkan biaya, entah itu kuota ataupun ketika penulis terjun langsung mempraktekkan tetapi malah rugi karena penulis memang baru mencoba.Â
Hal itu membuat penulis mengevaluasi diri, hingga kemudian mengeluarkan dana untuk belajar makin mendalami.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!