Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pendidik, Mari Belajar dari Transformasi Rajawali

7 Mei 2020   21:02 Diperbarui: 7 Mei 2020   20:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zona nyaman bagi setiap orang merupakan hal yang menyenangkan dan tentu jika disuruh memilih pasti kita tidak mau untuk meninggalkannya.

Akan tetapi, kembali seperti burung Rajawali tadi, jika tetap pada zona nyamannya maka bisa jadi burung Rajawali tidak akan berumur panjang, karena ada fase dalam hidupnya dimana dia harus mengalami serangkaian transformasi pada organ tubuhnya untuk berganti (paruhnya, kuku dan sayap) dan perubahan itu tentu demi kebaikannya di masa depan nantinya.

Inilah pelajaran pertama yang penulis dapatkan yaitu belajar untuk meninggalkan zona nyaman diri sendiri sehingga siap untuk bertransformasi menghadapi kondisi.

2. Bertransformasi menghadapi kondisi

Pelajaran kedua yang penulis dapatkan ialah dapat bertransformasi menghadapi berbagai kondisi yang ada. Bukankah sebagai seorang pendidik hal ini seharusnya bukan hal sulit karena dari sebelum ada situasi seperti sekarangpun, pendidik senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.  Transformasi yang dilakukan seperti juga burung Rajawali tersebut yaitu dalam hal "paruh, kuku maupun sayapnya." 

Seorang pendidik yang bertransformasi mengganti "paruh" maksudnya dengan merubah cara mengajar yaitu tidak hanya menerangkan dengan perkataan saja, tetapi sekarang bisa dengan tulisan, gambar, video atau hal lainnya.

Selain paruh, juga ada perubahan "kuku" yang bisa diumpakan sebagai media pembelajaran dimana tidak lagi mengandalkan white board, spidol, kapur tetapi mulai dengan "kuku" atau media yang baru yaotu laptop, handphone, internet, media sosial. 

Ketika "paruh dan kuku" sudah mulai bertransformasi maka barulah "sayap" yang kita gunakan akan makin dapat membuat kita terbang tinggi.

Maksudnya di sini ialah pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh dinding-dinding kelas dalam sebuah sekolah, tapi sudah makin terbang melintasi waktu dan tempat yaitu bisa belajar apapun, kapanpun dan dimanapun.

Terbang dengan sayap ini juga dimaksudkan agar peserta didik nantinya dapat belajar sesuai dengan talenta, keahlian atau minat yang diinginkan.

Seperti juga seekor Rajawali yang bebas dan merdeka untuk terbang, maka bisa jadi mungkin ini juga yang menjadi mimpi dari menteri pendidikan kita saat ini yang mengusung konsep "merdeka belajar."

Kamis 7 Mei 2020

-dny-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun