Mohon tunggu...
Danny Febrian
Danny Febrian Mohon Tunggu... Bankir - Corporate Communication Specialist

• Certified Public Media Relations Officer • Master degree in Corporate Communications/Public Relations. • 3 times The Best Employee (2019-2021) • Experienced corporate communication (+/-7 years) • Skilled on content writing • Sosial media savvy

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jerit Pedagang Offline: Live Shopping Sepi, Toko Apalagi...

13 September 2023   16:57 Diperbarui: 13 September 2023   17:16 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik.com

Hai Kamu, iya Kamu!

Pada masa ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini turut memengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dalam hal berbelanja. Saat ini, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online karena dinilai lebih praktis dan terjangkau.

Hal ini tentu berdampak juga pada nasib pedagang offline. Banyak pedagang offline yang mengalami penurunan omzet bahkan hingga gulung tikar dikarenakan mereka kesulitan bersaing dengan pedagang online yang menawarkan harga yang lebih murah dan pilihan yang lebih beragam.

Baru-baru ini, sebuah video di media sosial viral karena memperlihatkan nasib pedagang offline di pasar Tanah Abang. Dalam video tersebut, terlihat kondisi pasar Tanah Abang begitu sepi dan banyak toko yang tutup. Bukan diam saja, mereka nyatanya juga sudah mencoba pilihan alternatif dengan menjajal live shopping atau live streaming, namun hasilnya sama saja. Hal tersebut sontak mengundang simpati dari warganet yang memberikan dukungan dan menyayangkan nasib pedagang offline saat ini.

Lalu, apa yang menyebabkan pedagang offline terpuruk seperti ini? Mari kita telaah beberapa faktornya:

1. Perkembangan Teknologi

Teknologi, khususnya e-commerce, telah mengubah pola berbelanja masyarakat. Dengan smartphone, siapa pun bisa berbelanja di mana saja, kapan saja, tanpa harus mengeluarkan effort dan biaya tambahan lain seperti transportasi, parkir dan lain lain.

2. Harga Lebih Terjangkau

Pedagang online seringkali menawarkan harga yang lebih murah. Mereka tidak perlu menghadapi biaya sewa toko fisik, upah karyawan, atau biaya operasional lainnya.

3. Pilihan Lebih Beragam

Pedagang online mampu menghadirkan pilihan produk dari berbagai supplier yang berbeda.

Jika ditelaah, hal tersebut sungguh ironis, inovasi digital yang diharapkan bisa mendukung masyarakat, nyatanya malah memperkeruh cobaan mereka. Tapi, jangan putus asa dahulu, karena ada sejumlah solusi yang bisa membantu pedagang offline membalikkan nasibnya:

1. Meningkatkan Kualitas Produk dan Pelayanan

Pedagang offline perlu menawarkan produk yang lebih segar, berkualitas, dan harga yang bersaing. Mereka juga harus memberikan pelayanan yang superior agar pelanggan merasa nyaman.

2. Melakukan Digitalisasi

Langkah digitalisasi menjadi kunci. Pedagang offline perlu memiliki kehadiran online seperti website atau akun media sosial untuk memperluas jangkauan konsumen. Pemanfaatan layanan pesan antar juga bisa memudahkan pelanggan.

3. Dukungan dari Pemerintah

Pemerintah perlu memberikan dukungan dalam bentuk subsidi atau insentif kepada pedagang offline. Regulasi e-commerce juga perlu diperketat agar adil bagi kedua belah pihak.

Meskipun tantangan besar menghadang, pedagang offline memiliki potensi untuk bertahan. Dengan upaya meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, digitalisasi, serta dukungan pemerintah yang tepat, mereka dapat tetap bersaing dan menghidupkan kembali semangat bisnis di era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun