Hai Kamu, iya Kamu!
Pada masa ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini turut memengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dalam hal berbelanja. Saat ini, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online karena dinilai lebih praktis dan terjangkau.
Hal ini tentu berdampak juga pada nasib pedagang offline. Banyak pedagang offline yang mengalami penurunan omzet bahkan hingga gulung tikar dikarenakan mereka kesulitan bersaing dengan pedagang online yang menawarkan harga yang lebih murah dan pilihan yang lebih beragam.
Baru-baru ini, sebuah video di media sosial viral karena memperlihatkan nasib pedagang offline di pasar Tanah Abang. Dalam video tersebut, terlihat kondisi pasar Tanah Abang begitu sepi dan banyak toko yang tutup. Bukan diam saja, mereka nyatanya juga sudah mencoba pilihan alternatif dengan menjajal live shopping atau live streaming, namun hasilnya sama saja. Hal tersebut sontak mengundang simpati dari warganet yang memberikan dukungan dan menyayangkan nasib pedagang offline saat ini.
Lalu, apa yang menyebabkan pedagang offline terpuruk seperti ini? Mari kita telaah beberapa faktornya:
1. Perkembangan Teknologi
Teknologi, khususnya e-commerce, telah mengubah pola berbelanja masyarakat. Dengan smartphone, siapa pun bisa berbelanja di mana saja, kapan saja, tanpa harus mengeluarkan effort dan biaya tambahan lain seperti transportasi, parkir dan lain lain.
2. Harga Lebih Terjangkau
Pedagang online seringkali menawarkan harga yang lebih murah. Mereka tidak perlu menghadapi biaya sewa toko fisik, upah karyawan, atau biaya operasional lainnya.
3. Pilihan Lebih Beragam