Rupanya diam-diam ia memperhatikan siswanya yang biasa-biasa saja sepertiku.
Kurang lebih sepuluh tahun kemudian aku resmi diangkat sebagai guru.Â
Dan aku memutuskan menjadi dirinya, guru yang lucu, menyenangkan tapi menguasai medan pertempuran dengan tangan kosong. Meski sampai saat ini aku masih gagal.
Selamat jalan guruku.
Selamat jalan inspirasiku.
Amal jariahmu akan terus ada sampai aku dan teman-temanku menyusulmu ke alam sana.
*Tulisan ini saya persembahkan untuk Alm. Faizin, MSi, guru Sosiologi sekaligus wali kelas semasa di MAN Pemalang angkatan 2003.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!