Saya membayangkan, di sekolah saya, setiap hari, sebelum pulang setiap guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan hari esok. Bisa disampaikan kepada Waka Kurikulum atau kepala sekolah. (salah satu dari) mereka kemudian memeriksa, mengoreksi, memberi masukan apa yang sebaiknya dimasukkan atau tidak dimasukkan dalam rencana pembelajaran yang saya buat.Â
Begitu terus.
Setiap hari. Sepanjang semester.
Kenapa?
Karena itulah yang saya dapatkan ketika mengikuti kegiatan workshop PPG Dalam Jabatan tahun lalu.
Dari kegiatan tersebut, semua pembelajaran di kelas bisa dikontrol dengan baik oleh sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah.
Sehingga seandainya kepala sekolah mempunyai visi tertentu yang ingin ia capai bersama para guru untuk mengembangkan sekolahnya, visi itu bisa benar-benar dijalankan oleh para guru lewat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Tak hanya sampai di situ, supervisi juga harus ada. Secara acak, bergantian, tanpa pemberitahuan kepada guru bersangkutan, kepala sekolah melakukan supervisi, ikut masuk dalam kelas, menyaksikan apa yang dilakukan oleh guru, apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat atau melenceng jauh.
Kegiatan berikutnya, setelah kelas berakhir atau ketika guru tersebut menyerahkan rencana pembelajaran untuk hari berikutnya, kepala sekolah memberikan masukan, koreksi dan juga pujian sebagai hasil supervisinya.
Kenapa demikian? Karena itu yang saya peroleh selama mengikuti wokrhsop PPG Daljab tahun lalu.
Jika tidak demikian?
Maka pemerintah gagal dalam membuat kebijakan. Karena seharusnya dari salah satu atau lebih guru yang telah mengikuti workshop PPG sekolah bisa mengambil manfaat dan sekaligus ilmu yang diperolehnya untuk diimbaskan kepada guru lain yang belum berkesempatan mengikuti PPG.
Dengan begitu semua guru bisa bergerak bersama untuk menjadi lebih professional dan juga sama-sama meningkatkan kompetensinya masing-masing.
Banyak guru yang sebenarnya senang dengan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, tapi lebih banyak guru yang tidak mengerti bagaimana mengajar dan mendidik yang baik dan menyenangkan.
Jika bayangan ini tidak terwujud, dan hanya sebatas mimpi-mimpi saja, maka bagi saya PPG cuma omong kosong belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H