Batu bata merupakan bahan bangunan berbentuk prisma segi empat panjang, pejal dan digunakan untuk kontruksi dinding bangunan, yang dibuat dari tanah liat murni dengan atau tanpa dicampur bahan aditif dan dibakar pada suhu tertentu (SNI 16-2094, 2000). Selain itu pemilihan bahan dasar di dalam pembuatan bata merah pejal tradisional juga perlu diperhatikan. Karena juga akan berpengaruh pada mutu serta keawetan bata merah pejal tradisional yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pemilihan bahan dasar yang tepat diharapkan mengurangi kemungkinan timbulnya pengaruh yang merugikan, serta diharapkan dapat meningkatkan kekuatan dan keawetan batu bata merah pejal tradisional.
Menurut V.N Varianzi dan S. P. Chandola dalam buku Consise Handbook of Civil Engineering (1996) Kekuatan bata merah pejal tergantung pada faktor- faktor :
(1) Komposisi material penyusun lempung,
(2) Pengolahan lempung dan pencetakannya,
(3) Pengeringan,
(4) Proses pembakaran dan pengeringan.
Menurut Standar Nasional Indonesia No. 15 -- 2094 -- 2000 ada enam syarat mutu bata merah pejal, yaitu :
1.Sifat TampakÂ
Bata merah pejal untuk pasangan dinding harus berbentuk prisma segi empat panjang, mempunyai rusuk-rusuk yang siku, bidang-bidang datar yang rata dan tidak menunjukan retak-retak.
Â