Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Olimpiade Paris 2024: Kontingen Badminton Berguguran, Akankah Puasa Medali?

1 Agustus 2024   09:11 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Sinisuka Ginting di Olimpiade Paris 2024. | Foto: Getty Images

Tim badminton Indonesia mengirim sembilan perwakilan dari lima nomor yang dipertandingkan. Hasilnya, Indonesia hanya bisa meloloskan dua wakil ke fase gugur melalui Gregoria Mariska Tunjung dan Fajar Alfian/Rian Ardianto.

Bulu tangkis merupakan cabor andalan Indonesia untuk meraup medali. Baik di tingkat ASEAN (Sea Games), Asian Games, hingga olimpiade. Pada Olimpiade Tokyo 2021 lalu, bulu tangkis sukses menyumbang medali emas melalui Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan medali perunggu melalui Anthony Sinisuka Ginting.

Kans untuk meraih medali di Olimpiade Paris cukup terbuka lebar. Akan tetapi, dalam beberapa turnamen BWF, prestasi Indonesia naik turun. Tentu publik berharap hal itu tidak terjadi di Olimpiade.

Harapan tinggal harapan. Kini Indonesia hanya menyisakan dua wakil di fase gugur melalui Gregoria Mariska Tunjung dan Fajar Alfian/Rian Ardianto. Kans untuk merebut medali kian menipis.

Rekor buruk tunggal putra

Anthony Ginting dan Jonatan Christie menjadi tulang punggung untuk sektor ini. Jojo tergabung di grup L bersama Lakshya Sen, Kevin Cordon, dan Julian Carraggi. 

Kevin Cordon sendiri mundur dari turnamen karena cedera. Otomatis untuk bisa lolos ke fase gugur maka Jojo harus menang dua kali.

Pada laga pertama, Jojo melawan wakil Belgia Julian Carraggi. Secara mengejutkan, Carraggi mampu mencuri satu set pertama. Di sisi lain, Jojo tampil gugup sehingga pada set pertama kalah 18-21.

Jojo mampu merebut set kedua dan ketiga. Jojo berhasil menang melalui rubber game dengan skor 18-21, 21-11, dan 21-16. 

Di pertandingan kedua, Jojo harus menelan pil pahit karena kalah dari wakil India Lakshya Sen dua set langsung.

Pada awal laga, Jojo bermain baik bahkan unggul 6-1. Akan tetapi, selepas itu Jojo kerap melakukan kesalahan sendiri. Jojo harus kalah dengan skor 18-21. 

Pada gim kedua, Lakshya Sen justru tampil apik dan Jojo kewalahan. Jojo begitu kesulitan meladeni permainan pemain asal India itu. Jojo kalah dengan skor 14-21.

Dengan hasil tersebut, Jojo sebagai unggulan ketiga harus terhenti di fase grup.

Nasib Jojo tidak jauh berbeda dengan Ginting. Ginting butuh satu kemenangan lagi untuk bisa mengamankan satu tiket 16 besar. Akan tetapi, Ginting justru kalah di laga terakhir dari wakil tuan rumah yaitu Toma Junior Popov.

Ginting kalah melalui rubber game dengan skor 19-21, 21-17, dan 21-15. Entah apa yang terjadi di lapangan. Ginting tidak bermain seperti biasanya. Sebaliknya, Popov yang disokong pendukungnya sendiri bermain apik pada laga ini.

Dengan hasil tersebut, tunggal putera Indonesia gagal di fase grup sekaligus menjadi raihan terburuk sepanjang sejarah olimpiade. Ini menjadi pertama kalinya sepanjang keikutsertaan di olimpiade tidak ada tunggal putera Indonesia di babak 16 besar.

Apri/Fadia Monoton

Satu-satunya wakil ganda puteri Indonesia yaitu Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadhanti gugur di fase grup. Apri dan Fadia masuk grup neraka bersama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Wakana Nagahara/Mayu Matsumoto, dan Pearly Tan/Tinaah.

Hasilnya, Apri/Fadia menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang gugur tanpa meraih kemenangan sekalipun. Selain itu, Apri/Fadia tidak mampu merebut satu gim pun.

Dari tiga laga yang dijalani, Apri/Fadia selalu kalah dua set langsung. Tentu ini capaian yang buruk bagi Apri sendiri mengingat ia adalah pemegang medali emas di Olimpiade Tokyo 2021. 

Antiklimas Rinov/Pitha

Ganda campuran mengirim satu wakil melalui Rinov Rivaldi/Pitha Haningtyas Mentari.

Rinov/Pitha tergabung di grup A bersama wakil tuan rumah Thom Gicquel/Delphine Delrue, Huang Yaqiong/Zheng Siwei, dan Kim Won Ho/Jeong Na Eun.

Pada laga perdana, Rinov/Pitha sukses merebut kemenangan atas wakil Korea Selatan Kim Won Ho/Jeong Na Eun.

Meski tidak mudah, Rinov/Pitha sukses meraih kemenangan melalui rubber game dengan skor 22-20, 14-21, dan 21-19.

Pada laga kedua, Rinov/Pitha berjumpa unggulan pertama yaitu Huang Yaqiong/Zheng Siwei. Pada laga ini, Rinov/Phita tidak berkutik sama sekali dan kalah dengan skor 21-10 dan 21-3.

Laga terakhir menjadi partai hidup mati bagi Rinov/Pitha. Menghadapi ganda campuran tuan rumah Thom Gicquel/Delphine Delrue di laga ketiga, Rinov/Pitha menyerah dua gim langsung 13-21, 15-21.

Secara keseluruhan Rinov/Pitha tak mampu mengimbangi permainan lawan di sepanjang dua gim pertandingan. Rinov/Pitha selalu tertinggal sejak awal.

Dengan hasil itu, Rinov/Pitha menjadi juru kunci grup A. Kali terakhir ganda campuran meraih medali emas adalah tahun 2016 melalui Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Harapan

Masih ada harapan bagi Indonesia untuk mendulang medali meski tipis. Fajar Alfian/Rian Ardianto dan Gregoria Mariska Tunjung masih memiliki peluang untuk melangkah lebih jauh.

Fajar/Rian lolos sebagai runner-up Grup C setelah di laga terakhir kalah dari Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy. 

Meski lolos, lawan Fajar/Rian di babak 16 besar tidak mudah. Fajar/Rian akan bertemu unggulan pertama Liang Wei Keng/Wang Chang.

Kedua pasangan ini sudah bertemu sembilan kali. Dari hasil itu, Fajar/Rian hanya mampu mencuri tiga kemenangan dan enam kali kekalahan.

Meski kalah secara head to head, akan tetapi dalam pertemuan terakhir di Singapore Open 2024, Fajar/Rian sukses meraih kemenangan di perempat final dua gim langsung 21-17 dan 21-9.

Tentu hal yang sama bisa kembali terjadi. Jika menang, kemungkinan besar Fajar/Rian akan kembali bertemu Chirag Shetty/Rankireddy. 

Di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung lolos ke babak 16 besar setelah berhasil menjadi juara Grup G. Di laga terakhir, Jorji sapaan akrabnya menang dua gim langsung atas wakil Republik Ceko Tereza Svabikova 21-12 dan 21-18.

Di babak 16 besar, Jorji akan bersua wakil Korea Selatan Kim Ga-eun. Tentu lawan wakil Korea jauh lebih sulit dibanding di fase grup.

Dalam penuturannya, Jorji sendiri sudah bermain nyaman. Akan tetapi masalah mental masih harus dibenahi. Mental menjadi penting pada laga-laga krusial. Sebagus apapun skill yang dimiliki, tapi jika mental lemah maka akan kewalahan.

Untuk itu, Jorji harus bisa menyelesaikan masalah nonteknis di luar lapangan tersebut. Apalagi, PBSI sendiri sudah memberikan pelayanan terbaik termasuk psikolog. Saya harap, Jorji bisa mengatasi itu.

Apalagi, secara statistik Gregoria tidak pernah kalah dari Kim Ga-eun. Sejauh ini kedua pemain telah bersua delapan kali dan Jorji sukses menyapu bersih dengan kemenangan.

Pertemuan terakhir mereka terjadi dalam babak 32 besar French Open 2024 di tempat yang sama, Arena Porte de la Chapelle, Selasa (5/3/2024).

Di atas kertas, Jorji jauh lebih unggul. Yang jelas, meski superior dari lawan, saya harap Jorji bisa tetap fokus. Jangan sampai Jorji mengalami kekalahan perdana atas Kim Ga-eun di ajang Olimpiade yang sangat prestisius.

Tentu kita berharap dua wakil yang tersisa setidaknya bisa meraih medali apapun. Jangan sampai kejadian Asian Games China terulang di Olimpiade Paris. Saat itu, badminton Indonesia tidak membawa medali sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun