Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Luka Lama Hadir Kembali di Piala Eropa 2024

2 Juli 2024   12:04 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mirlind Daku, striker Albania disanksi dua laga karena pimpin nyanyian anti Serbia. | Foto: The Guardian

Dalam laga Grup B yang mempertemukan Kroasia dan Albania pada Rabu (19/06/2024), kedua suporter kompak menyanyikan yel-yel anti-Serbia. Sontak aksi itu mendapat protes dari Serbia. 

Serbia mengancam akan mundur dari turnamen jika UEFA tidak menindak tegas kejadian tersebut. Di sisi lain, pemain Albania yaitu Mirlind Daku justru ikut memimpin yel-yel tersebut usai laga. 

Akibatnya, Daku mendapat sanksi larangan bermain dari UEFA saat Albania berjumpa Spanyol di laga terakhir Grup B. 

Di sisi lain, pendukung Serbia pun melakukan hal yang sama. Saat melawan Inggris di babak grup, pendukung Serbia membentangkan spanduk bergambar peta Kosovo. 

Pesan dari spanduk tersebut seolah mengatakan bahwa Serbia masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari negaranya. Padahal, Kosovo sudah memerdekakan diri pada tahun 2008.

Dalam laga yang sama, terdapat seorang jurnalis asal Kosovo yang memprovokasi pendukung Serbia dengan menunjukkan gestur tangan elang berkepala dua. Elang berkepala dua merupakan simbol yang ada di bendera Albania. 

Jika ditelisik, penduduk Kosovo mayoritas adalah etnis Albania. Sejak Kosovo merdeka, ada wacana penyatuan Albania dan Kosovo. 

Mundur satu dekade silam, pada laga Kualifikasi Piala Eropa 2016 antara Serbia menghadapi Albania berakhir dengan ricuh. 

Sepanjang laga, pendukung Serbia menyanyikan yel-yel yang berisi ujaran kebencian kepada orang Albania. Entah datang darimana, muncul sebuah drone yang membawa bendera Albania. 

Tentu kondisi itu kian memanas dan akhirnya pertandingan berakhir dengan ricuh. 

Piala Eropa memang mengundang urat syaraf khususnya bagi negara-negara Balkan yang memiliki sejarah panjang. Akibatnya konflik masa lalu itu seolah terus diwariskan hingga kini, bahkan masuk ke ranah sepak bola. 

Warisan konflik masa lalu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun