Hampir semua perhatian pencinta sepak bola tanah air tertuju pada Timnas U-23. Hal itu wajar karena Garuda Muda menjalani debut manis di Piala Asia U23.
Sebagai tim debutan, anak asuhan STY finis di peringkat empat turnamen. Euforia terasa saat Indonesia berhasil menyingkirkan Korea Selatan lewat adu penalti di babak perempat final.Â
Asa untuk bermain di Olimpiade Paris 2024 terbuka lebar. Garuda Muda hanya butuh satu kemenangan lagi. Hanya saja, di semifinal kalah dari Uzbekistan dengan skor 2-0.
Begitu juga dalam perebutan peringkat tiga, Indonesia kalah tipis dari Irak dengan skor 2-1. Sejatinya, masih ada kesempatan untuk mengunci satu tiket Olimpiade Paris yaitu menang atas Guinea di babak play off.Â
Sayang, Indonesia gagal memanfaatkan peluang dan kalah dengan skor tipis 1-0. Asa untuk bermain di Paris pupus. Tapi, lebih daripada itu, tim ini memiliki masa depan yang cerah.Â
Di luar euforia tadi, di dalam negeri Timnas U-17 Putri tengah berpartisipasi di Piala Asia. Mungkin Piala Asia ini tidak terlalu menarik perhatian. Atau masih kalah dari euforia Timnas U-23.
Garuda Pertiwi berada di Grup A bersama dengan Korea Selatan, Korea Utara, dan Philipina.Â
Di laga perdana, Garuda Pertiwi harus mengakui keunggulan Philipina dengan skor telak 6-1.
Di laga kedua, Garuda Pertiwi bertemu tim kuat Korea Selatan. Hasilnya, anak asuhan Satoru Mochizuki itu dibantai dengan skor selusin gol tanpa balas. Dengan hasil itu, Garuda Pertiwi dipastikan tersingkir dan menjadi juru kunci grup.Â
Dalam sesi wawancara, pelatih Timnas Putri U-17, Satoru Mochizuki menyebut di ruang ganti beberapa anak asuhannya menangis karena merasa kecewa.Â