Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Sejarah Kelam Tercipta, Badminton Indonesia Tanpa Satupun Medali di Asian Games 2022

6 Oktober 2023   05:03 Diperbarui: 6 Oktober 2023   12:44 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badminton Indonesia gagal meyumbang satupun medali di Asian Games 2022. | Foto: kompas.com

Asian Games 2022 adalah periode terburuk dalam sejarah badminton Indonesia. Pasalnya, Indonesia pulang dengan tangan hampa tanpa sebiji medali. 

Target tiga medali emas untuk badminton rupanya terlalu berat. Hal itu karena Indonesia gagal membawa medali. 

Indonesia gagal total di sektor beregu dan perorangan. Di sektor beregu putera, sejatinya tim Indonesia menjadi unggulan pertama. 

Nyatanya, unggulan hanya di atas kertas. Di lapangan berbeda. Indonesia harus takluk 3-1 dari Korea Selatan dan kandas di babak perempat final. 

Dari sisi komposisi pemain, Indonesia jauh lebih merata dibanding Korea Selatan. Apa daya, ranking hanyalah angka toh hasil sebenarnya di lapangan. 

Untuk sektor beregu puteri nasibnya tak jauh berbeda. Indonesia digilas 3-0 oleh tuan rumah China. 

Gagal di sektor beregu bukan berarti gagal total. Indonesia sebenarnya masih memiliki peluang di sektor perorangan.

Pemain Indonesia yang menjadi unggulan langsung melangkah ke babak kedua. Sayang, Jonatan Christie langsung kalah dari Chou Tien Chen.

Padahal, Chou dan Jojo bertemu di partai final Asian Games 2018. Saat itu, Jojo keluar sebagai pemenang. Sayangnya Jojo tidak bisa mengulangi kesuksesan Asian Games 2018.

Bahkan di Asian Games 2022 kali ini, Jojo tidak pernah meraih kemenangan baik di sektor beregu atau perorangan. Tentu hal itu sebuah penurunan padahal Jojo baru saja juara di Hong Kong Open 2023.

Untuk tunggal putera lainnya yaitu Anthony Ginting jauh lebih baik dari Jojo meski tidak bisa mengulangi pencapaian di Asian Games 2018.

Di babak kedua, Ginting bersua pebulu tangkis asal Chinese Taipei Wang Tzu Wei. Ginting sukses meraih kemenangan dengan skor 21-16 dan 21-11.

Di babak 16 besar, Ginting bersua atlet asal Singapura Jason Teh Jia Heng dengan skor 21-14 dan 21-18.

Lain halnya dengan Putri KW, tunggal puteri Indonesia ini kalah di babak 16 besar oleh Pusarla Sindhu dengan skor 21-16 dan 21-16.

Begitu juga dengan sektor ganda putera, Leo/Daniel kandas oleh Chirag Shetty/Rankyreddy. Di ganda puteri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia terhenti di babak 16 oleh Yuki Fukushima/Sayata Hirota. 

Apri/Fadia harus mundur dari turnamen karena cidera. Padahal, peforma Apri/Fadia tengah naik tapi harus berkutat kembali dengan cedera. 

Ganda puteri lainnya yaitu Febriana/Amalia kalah telak dari unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yifan dengan skor 21-5 dan 21-17.

Sementara ganda campuran yaitu Rinov Rivaldi/Phita Haningtyas kalah dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino dengan skor 17-21 dan 15-21.

Sejarah kelam

Setelah rententan kekalahan di babak 16 besar dan 32 besar, kans untuk meraih medali, setidaknya perunggu cukup terbuka lebar karena Indonesia masih menyisakan tiga wakil di perempat final yaiu Fajar/Rian, Anthony Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung. 

Apa mau dikata, ketiganya kalah dan Indonesia harus gigit jari tanpa medali di Asian Games kali ini. 

Fajar/Rian kalah dari pasangan Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi Lin dua games langsung 19-21 dan 18-21.

Dengan hasil itu, untuk pertama kalinya sejak Asian Games 1962 sektor ganda putera gagal membawa medali. Padahal di Asian Games 2018, Fajar/Rian adalah finalis.

Sebelumnya, dalam tiga edisi Asian Games, ganda putera selalu meraih medali emas. Markis kido/Hendra Setiawan meraih medali emas di Asian Games 2010.

Kemudian Asian Games 2014 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil meraih medali emas. Dan terakhir di Asian Games 2018 Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. 

Penampilan antiklimaks justru ditunjukkan Anthony Ginting saat bersua Li Shifeng. Ginting harus kalah dengan skor 13-21 dan 17-21.

Pun begitu dengan Gregoria Mariska Tunjung yang kalah dari Aya Ohori. Jorji kalah dua set langsung dengan skor 10-21 dan 19-21.

Praktis Indonesia sudah mengukir sejarah kelam di Asian Games yaitu untuk pertama kalinya sejak Asian Games 1962, badminton gagal membawa satu pun medali.

Padahal dalam multievent olahraga, badminton selalu menjadi pendulang medali. Baik itu untuk level Asia Tenggara (SEA Games), level Asia (Asian Games), bahkan Olimpiade. 

Badminton tidak pernah absen menyumbang medali. Tapi, hasil di Asian Games 2022 kali ini menjadi periode buruk bagi badminton Indonesia dan menjadi sejarah kelam. 

Hal itu menegaskan jika Indonesia sulit meraih juara di turnamen elit. Padahal road to Paris sebentar lagi. Di depan mata sudah ada jadwal Tour Eropa, jika gagal untuk turnamen Super 750 seperti Denmark Open dan France Open, jelas untik bisa berbicara di Olimpiade kian tipis. 

Hasil Asian Games kali ini harus dijadikan cambuk jangan sampai di Olimpiade hal serupa terulang. Jangan sampai Asian Games 2022 menjadi gambaran Olimpiade Paris 2024 di mana badminton tidak bisa menyumbang satu medali pun.

Jika itu terjadi, maka Indonesia sebagai negara kuat di badminton hanya sekadar sejarah. Jelas kelas Indonesia turun menjadi negara medioker. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun