Pemain muda seharusnya memiliki kompetisi sendiri untuk mendapatkan menit bermain. Untuk itu, seharusnya Liga 1 tidak hanya untuk senior. Tapi, harus mencakup kelompok umur mulai dari U17, U19, dan U21.
Usia 23 tahun sudah masuk fase matang, jadi memang sudah sepatutnya bermain reguler di senior. Jadi, ketika ada turnamen kelompok umur, pelatih tinggal memilih pemain yang bermain di liga kelompok umur tersebut.Â
Tentunya dengan bermain reguler di liga kelompok umur, para pemain akan mendapat menit bermain lebih. Sayangnya, tidak ada kebijakan yang mengarah ke sana.Â
Erick Thohir justru membuat ide jika pemain U20 yang gagal mentas di Piala Dunia kemarin bermain di satu klub. Bagi saya, keputusan itu tidak tepat karena pemain U20 di Indonesia banyak, bukan hanya mereka yang membela Timnas kemarin.
Untuk itu, liga kelompok umur begitu penting. Banyak talenta muda yang gagal di usia matang karena tidak mendapat menit bermain di klub karena harus bersaing dengan pemain asing.Â
Apalagi, saat ini Liga 1 memakai 6 pemain asing. Sehingga sulit bagi pemain lokal atau pemain muda untuk menembus skuad utama. Pelatih tentu tidak ingin mengambil risiko karena memiliki target dari klub.Â
Jadi, idealnya pemain muda tersebut tampil di liga kelompok umur. Liga yang berjenjang sangat berguna bagi pemain muda untuk mendapatkan menit bermain.Â
Sekali lagi, untuk membentuk Timnas yang kuat tidak hanya memperbaiki liga. Tapi, pembinaan kelompok umur yang berjenjang menjadi fondasi kuat bagi Timnas karena di sanalah mereka akan mendapat menit bermain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H