Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persaingan Elon Musk dan Mark Zuckerberg, Adu Jotos hingga Gugatan HAKI

10 Juli 2023   11:19 Diperbarui: 10 Juli 2023   11:24 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mark Zuckerberg dan Elon Musk. | Foto: news.sky.com

Sejak mengakuisisi twitter, Elon Musk menarapkan kebijakan yang tidak populer. Keuangan twitter sejak satu dekade hanya mengalami laba dua kali. 

Musk pun melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir 80 persen termasuk para petinggi di twitter. 

Kebijakan lainnya adalah kebijakan centang biru berbayar. Jika dulu, centang biru diberikan kepada tokoh, artis atau politisi, kini centang biru bisa dibeli oleh siapa saja. 

Dengan berlangganan centang biru, pengguna twitter akan mendapat akses lebih banyak. Misalnya mentweet hingga 4.000 karakter dan mengupload video hingga 2GB.

Pengguna berbayar pun tidak akan menerima banyak iklan alias lebih premium. Dengan kebijakan ini, maka akun-akun yang lebih dulu centang biru harus melakukan verifikasi ulang. 

Untuk membedakan centang biru tokoh dan masyarakat biasa. Twitter membedaknnya menjadi tiga warna, yaitu emas, abu-abu dan biru. 

Setiap warna memiliki arti berbeda. Centang biru merupakan kategori untuk orang terkenal. 

Kemudian centang emas untuk akun bisnis termasuk media. Centang abu-abu untuk akun pemerintahan termasuk pejabat dan politisi. 

Kebijakan Musk terbaru adalah membatasi akses pengguna. Musk sejak 1 Juli 2023 mengeluarkan kebijakan akan membatasi jumlah cuitan di beranda. 

Kebijakan inilah yang membuat gelombang protes dari pengguna twitter. Kini, twitter tidak asyik lagi karena aksesnya terus berkurang. 

Di tengah momen itu, Mark dengan gemilang melakukan serangan pada Musk. Ia membuat aplikasi bernama "Threads."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun