Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Blue Lock Chapter 223: Teknik Jiu Jitsu Snuffy dan Momentum Serangan Munchen

1 Juli 2023   09:45 Diperbarui: 1 Juli 2023   09:49 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski bisa membaca pergerakan Snuffy, tapi Kaiser kalah duel bola udara. Snuffy mampu memantulkan bola dengan kepalanya. Bola pun diterima oleh Niko. 

Di situ, Noa sudah siap untuk menghentikan Niko. Alih-alih menembak, Niko justru mengoper bola pada Barou. Skema ini sesuai rancangan Snuffy. 

Lagi-lagi, Isagi bisa mambaca dan bola keluar meninggalkan lapangan. 

Dalam monolognya, Isagi menyebut jika saat ini yang bisa membaca serangan Ubers adalag dirinya, Kaiser, dan Noa. 

Isagi perlahan mulai memahami cara berpikir Snuffy. Isagi menyebut jika semua upaya yang dilakukan Snuffy bukan untuk dirinya tapi demi kepentingan tim. 

Snuffy bak seorang anjing pengawas yang memastikan agar seluruh pertandingan sesuai rencananya. Noa lalu datang pada Isagi dan memberi tahu sesuatu. 

Noa menyebut jika inti permainan Snuffy adalah "jui jitsu" yaitu seni bela diri Jepang yang telah berkembang menjadi judo dan olahraga lainnya. Snuffy lalu mengadopsi jiu jitsu ke dalam sepak bola dan menjadi miliknya sendiri. Di luar itu, Snuffy bisa bermain di mana saja. Tak heran dia menjadi pesepak bola nomor satu dunia. 

Menurut Noa, saat ini pemain Ubers banyak yang tidak mampu membaca serangan Ubers. Sehingga menjadi tumpang tindih. Noa pun tidak mampu memberi saran jitu pada Isagi. 

Tapi, Noa menyebut jika ada satu cara yaitu sabar. Dalam waktu tiga menit, waktu Snuffy akan habis dan seluruh permainan akan berubah. 

Pemain Ubers lalu melakukan lemparan ke dalam dan permainan dilanjutkan. Isagi lalu berkata pada Raichi, "Raichi apakah kau siap mati."

Dalam monolognya Isagi menyebut, "sebuah terobosan dalam menghadapi kesengsaraan ekstrem dipimpin oleh pemikiran tanpa henti. Masa depan selalu menjadi milikmu dan satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan matamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun