Banyak yang menyebut euforia ini terlalu berlebihan. Padahal prestasi baru di ASEAN. Ada juga yang membandingkan dengan cabor lain seperti badminton yang memang langganan memberi medali emas.Â
Mungkin, di balik euforia itu karena sepak bola telah lama berpuasa. Jadi, tidak ada salahnya jika dirayakan.Â
Kritik lainnya datang dari atlet renang Indonesia yaitu, I Gede Siman. Ia mengkritik acara Kirab SEA Games yang diadakan Kemenpora itu.Â
Menurutnya, ada perlakuan yang tidak adil. Dan sepak bola dinilai diistimewakan. I Gede kecewa dengan acara tersebut dan memilih pulang lebih cepat.Â
Kekecewaan itu bermula ketika I Gede Siman sampai di Kantor Kemenpora pukul 08.00 pagi sebagaimana dijadwalkan. Akan tetapi, kirab justru molor karena harus menunggu iring-iringan Timnas U-22 yang datang terlambat.Â
Selain itu, mobil yang ditumpangi Timnas U-22 dan atlet lain berbeda. Hal itulah yang membuat Siman merasa tidak dihargai padahal sama-sama berjuang di SEA Games.Â
"Ini baru pertama jadi mungkin masih ada kelemahannya. Namun, untuk selanjutmya saya berharap lebih disetarakan lagi. Misalnya, mobil sama semua. Kami kan berjuang bersama, jangan terlalu dispesialkan ke salah satu cabor saja," ungkap Siman.
Lalu, mengapa sepak bola mendapat spotlight begitu besar dibanding olahraga lain? Menurut saya, jawabannya sederhana. Karena sepak bola telah lama puasa gelar, bahkan untuk level ASEAN.Â
Apa pun juaranya, tentu patut dirayakan. Selain itu, sepak bola merupakan olahraga populer meski tidak berbanding lurus dengan prestasinya.Â
Dari beberapa aspek itu, jelas sepak bola mendapat spotlight lebih karena sudah lama puasa gelar. Jadi ya wajar mendapat spotlight cukup banyak dari media.Â
Tentu ini berbeda dengan cabor lain seperti badminton, voli, dan lain-lain yang sudah sering juara. Lalu, apakah sepak bola olahraga yang diistimewakan?Â