Untuk itu, partai politik harus memiliki standar tinggi bagi siapa saja yang ingin nyaleg. Tentu adanya standar tersebut adalah sebagi penyaring agar partai politik bisa memberikan opsi calon pemimpin yang berkualitas.Â
Tidak hanya itu, memanfaatkan popularitas dan modal yang kuat justru bisa merusak potensi seseorang yang memang cakap di sana. Saya sendiri memiliki kawan yang terjun ke partai politik sejak lama.Â
Tapi, ia tidak kunjung juga nyaleg bahkan untuk tingkat daerah. Padahal kawan saya adalah kader yang memulai dari nol. Tapi, kalah dengan orang-orang yang memiliki popularitas tinggi dan modal kuat.Â
Jika proses rekrutmen politik terus seperti ini, maka jangan heran jika satu partai tidak akan memiliki kader yang kuat untuk jadi pemimpin di masa mendatang.Â
Bisa kita saksikan dalam kontestasi politik nasional beberapa partai politik justru mencalonkan kader lain. Atau mencalonkan mereka yang tidak terafiliasi dengan partai manapun.Â
Hal itu menunjukkan bahwa ada yang salah dalam proses kaderisasi partai. Jika terus demikian, maka kualitas pemimpin dan demokrasi kita akan mundur karena pemilih hanya akan memilih siapa yang paling tenar dibanding siapa yang memiliki kapasitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H