Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Wakil Rakyat Kompeten dengan Sistem Proporsional Terbuka

11 Januari 2023   09:41 Diperbarui: 11 Januari 2023   10:07 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak delapan Partai Politik menyatakan sikap menolak Pemilihan Umum (Pemilu) dengan sistem proporsional tertutup. | Sumber: KOMPAS.COM

Sementara itu, biaya kampanye tidak sedikit. Ongkos politik inilah yang membuat mental politikus korup. Salah satu alasan lainnya adalah proporsional terbuka mendorong perilaku liberalisme dan popularitas yang tidak sebanding dengan kapasitas menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. 

Hal itu disampaikan oleh Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto. 

“Saya melakukan penelitian secara khusus dalam program doktoral saya di Universitas Indonesia, di mana liberalisasi politik telah mendorong partai-partai menjadi partai elektoral, dan kemudian menciptakan dampak kapitalisasi politik, munculnya oligarki politik, kemudian persaingan bebas dengan segala cara," kata Hasto.

Dari pernyataan Hasto, dapat kita tarik kesimpulan bahwa proporsional tertutup memungkinkan terpilihnya wakil rakyat karena popularitas bukan karena kapasitas yang dimiliki. 

Mencari wakil rakyat kompeten

Sistem proporsional tertutup adalah sistem perwakilan berimbang. Nantinya pemilih hanya dapat memilih partai politik, pemilih tidak akan memilih kandidat wakil rakyat. 

Sementara itu, kandidat dipersiapkan oleh partai politik. Dalam sistem ini, partai politik telah menentukan kandidat yang akan mendapatkan kursi parlemen. 

Sehingga kandidat yang menempati urutan teratas berpotensi melaju ke parlemen. Sementara kandidat yang menempati urutan terbawah akan sulit mendapatkan kursi. 

Dalam sistem ini, suara partai yang sudah mencapai ambang batas parlemen akan dibagikan kepada kandidat yang telah didaftarkan. Artinya masyarakat tidak tahu siapa wakil rakyat yang akan dipilih. 

Itu sebabnya sistem ini ibarat membeli kucing dalam karung. Masyarakat tidak tahu secara jelas kapasitas calon wakil rakyat seperti apa. Kedekatan dengan rakyat pun jelas bias. 

Dari sisi keterwakilan jelas tidak setinggi proporsional terbuka. Hal itu karena sejatinya pemilih mimilih partai bukan wakil rakyat. Jadi, demokrasi yang dijalankan sebenarnya mengalami kemunduran. 

Dalam sistem terbuka, rakyat memiliki kuasa penuh pada wakil rakyat karena mereka yang menentukan. Untuk itu, dari sisi keterwakilan maka sistem proporsional tertutup tidak penuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun