Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Ulangan Final Piala AFF 2010 antara Indonesia Vs Malaysia

5 Januari 2023   09:05 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:14 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebanyak 4 tim telah memastikan tiket ke semifinal Piala AFF 2022. Thailand dan Indonesia sudah memastikan lolos lebih dahulu. Setelah itu, dua tim lain yakni Vietnam dan Malaysia menyusul. 

Thailand keluar sebagai juara Grup A dengan perolehan 10 poin. Dalam 4 laga itu, anak asuhan Mano Polking berhasil meraih tiga kemenangan dan satu kali hasil imbang. 

Thailand juga menjadi tim terproduktif di Grup A dengan mencetak 13 gol dan kemasukan 2 gol. Di posisi kedua diisi oleh Indonesia. Indonesia hanya kalah selisih gol dari Thailand dengan poin 10.

Sementara untuk grup B, Vietnam keluar sebagai juara grup dengan 10 poin. Anak asuhan Park Hang-seo itu belum pernah kebobolan sama sekali di fase grup. Pada laga terakhir, Vietnam berhasil unggul dari Myanmar dengan skor 3-0.

Malaysia secara heroik menyusul Vietnam ke semifinal setelah pada laga terakhir berhasil mengalahkan Singapura 4-1. Baik Singapura dan Malaysia memiliki kans lolos yang sama. 

Akan tetapi, Harimau Malaya jauh lebih impresif dan memulangkan Singapura. Dengan hasil itu, maka pada semifinal nanti Indonesia akan bersua Vietnam sementara Malaysia akan bersua Thailand. 

Tentunya akan ada beberapa skema final yang akan terjadi. Rinciannya adalah Vietnam vs Thailand, Indonesia vs Thailand, Vietnam vs Malaysia, dan Indonesia vs Malaysia. 

Secara hitung-hitungan, di atas kertas empat kemungkinan itu bisa terjadi. Tapi, untuk masing-masing final akan memiliki presentase peluang tersendiri yang tentu matematika saja tidak cukup. 

Akan tetapi, mari kita berandai-andai jika di final yang terjadi adalah Indonesia vs Malaysia. Hal itu bisa saja terjadi asal di semifinal kedua tim menang. 

Indonesia vs Vietnam

Hadangan berat akan dilalui Indonesia saat bersua Vietnam di semifinal. Laga ini akan berlangsung hari Jum'at (6/01/2023) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. 

Harus diakui, Vietnam adalah tim kuat dan calon juara. Bahkan di penyisihan grup B, anak asuhan Park Hang-seo itu keluar sebagai juara grup dengan mencetak 12 gol tanpa kebobolan. 

Itu artinya, rata-rata Vietnam mencetak 3 gol dalam satu pertandingan. Meski angka itu masih di bawah Thailand sedikit. Dari hal di atas, tentu ini menjadi warning bagi lini pertahanan Indonesia. 

Apalagi Indonesia hanya mencatat satu kali cleansheet. Ini PR yang harus dibenahi Shin Tae-yong agar Indonesia tidak kebobolan pada laga kontra Vietnam. 

Meski begitu, yang paling penting adalah meminimalisir kesalahan pemain. Dari tiga gol yang bersarang di gawang Indonesia, ada satu gol yang murni lahir dari kesalahan pemain saat Indonesia kontra Thailand.

Saat itu, Asnawi Mangkualam melakukan back pass pada Fachrudin, tapi sayangnya mampu direbut pemain Thailand yang pada akhirnya gawang Nadeo harus bobol. 

Kesalahan seperti itu harus dikurangi karena sudah disinggung di atas Vietnam adalah tim dengan produktivitas gol tinggi. Apalagi gol-gol yang dicetak Vietnam lahir dari kerja sama tim apik. 

Selain itu, tendangan jarak jauh Vietnam juga akurat. Untuk itu, gelandang seperti Marc Klok dan Rachmat Irianto harus bisa mengantisipasi itu. 

Di sisi lain, tentu Indonesia juga tidak akan tampil bertahan. Pada laga kontra Thailand kemarin di GBK, Indonesia menciptakan banyak peluang. Tapi, hanya berbuah satu gol. 

Hal ini berbanding terbalik dengan Thailand yang menciptakan satu tembakan tapi berbuah satu gol. Pada laga itu, Indonesia menciptakan 10 tembakan dan hanya 3 tembakan mengarah ke gawang.

Gol yang lahir pun bukan dari skema open play, melainkan dari titik penalti. Artinya Indonesia tidak efektif dalam mengeksekusi peluang yang seharusnya menjadi gol. 

Momen yang paling diingat adalah ketika Witan Sulaeman yang gagal mencetak gol ke gawang yang sudah kosong. Padahal, Witan adalah salah satu finisher terbaik di Timnas Indonesia. 

Bukan saat kontra Thailand saja Witan melakukan hal itu. Saat melawan Kamboja pun Witan tidak berhasil mengeksekusi peluang ketika sudah one on one dengan kiper. 

Begitu juga dengan Egy Maulana yang memiliki kans mencetak gol tapi malah menyia-nyiakannya. Masalah finishing tentu kembali harus ditingkatkan lagi karena dari semua fase grup, Indonesia sebenarnya bisa menciptakan banyak gol andai saja pemain bisa memanfaatkan setiap peluang dengan efektif.

Jika dua hal di atas bisa dilakukan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan melaju ke final. Meski begitu, sejak era Park Hang-seo, Vietnam selalu unggul. 

Bahkan Shin Tae-yong tidak pernah menang dari Park Hang-seo. Pertemuan terakhir adalah saat di SEA Games 2021 lalu. Pada laga itu, Indonesia dihajar Vietnam 4-0.

Jika sejarah menjadi penentu juga dalam hasil pertandingan, Indonesia juga memiliki hal yang sama. Indonesia pernah bertemu dengan Vietnam dk semifinal yakni tahun 2000 dan 2016.

Dua laga itu dimenangkan oleh Indonesia. Tapi, kala itu Vietnam yang dihadapi bukan Vietnam-nya Park Hang-seo. Apa pun itu, kita tidak perlu pesimis. Segala hal bisa terjadi di lapangan. 

Satu hal penting lainnya, Indonesia memiliki masa istirahat satu hari lebih banyak Dari Vietnam. Dari sisi kebugaran, tentu ini menguntungkan. 

Malaysia vs Thailand 

Semifinal kedua mempertemukan juara bertahan Thailand melawan Malaysia. Thailand melaju ke semifinal setelah menjadi juara grup A. Pada lag terakhir, Thailand sukses menaklukkan Kamboja dengan skor 3-1.

Thailand adalah tim tersebur di fase grup Piala AFF. Lini pertahanan pun terbilang kokoh karena baru kebobolan 2 gol. Teerasil Dangda tentu akan menjadi tumpuan lini serang Thailand. 

Pemain senior itu kini memimpin daftar tok skor dengan 5 gol. Ini menjadi warning bagi lini pertahanan Malaysia. Meski begitu, Malaysia tentu tidak akan diam saja. 

Anak asuhan Kim Pan-gon itu tampil efektif saat melumat Singapura dengan skor telak 4-1. Selain itu, pemain Malaysia juga tampil efektif dan mampu mengeksekusi peluang dengan efektif. 

Apalagi kehadiran Aguero di lini depan membuat Malaysia kian percaya diri. Pelatih Thailand, Alexandre Mano Polking bahkan berujar jika ingin bertemu Malaysia di semifinal. 

Menurut pelatih asal Brasil itu, Malaysia mengalami peningkatan signifikan saat ditangani Kim Pan-gon. Tentu hal itu baik bagi anak asuhnya. 

Menariknya, dari lima pertemuan terakhir Malaysia selalu unggul dari Thailand dengan catatan 3 kali menang dan 2 kali imbang. Itu artinya anak asuhan Kim Pan-gon itu punya modal penting pada laga nanti.

Jika skema ini terjadi, maka partai final ulangan tahun 2010 akan terjadi. Tapi, tentu kita mengharapkan hasil yang berbeda yakni Indonesia yang keluar sebagai juara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun