Harus diakui, Vietnam adalah tim kuat dan calon juara. Bahkan di penyisihan grup B, anak asuhan Park Hang-seo itu keluar sebagai juara grup dengan mencetak 12 gol tanpa kebobolan.Â
Itu artinya, rata-rata Vietnam mencetak 3 gol dalam satu pertandingan. Meski angka itu masih di bawah Thailand sedikit. Dari hal di atas, tentu ini menjadi warning bagi lini pertahanan Indonesia.Â
Apalagi Indonesia hanya mencatat satu kali cleansheet. Ini PR yang harus dibenahi Shin Tae-yong agar Indonesia tidak kebobolan pada laga kontra Vietnam.Â
Meski begitu, yang paling penting adalah meminimalisir kesalahan pemain. Dari tiga gol yang bersarang di gawang Indonesia, ada satu gol yang murni lahir dari kesalahan pemain saat Indonesia kontra Thailand.
Saat itu, Asnawi Mangkualam melakukan back pass pada Fachrudin, tapi sayangnya mampu direbut pemain Thailand yang pada akhirnya gawang Nadeo harus bobol.Â
Kesalahan seperti itu harus dikurangi karena sudah disinggung di atas Vietnam adalah tim dengan produktivitas gol tinggi. Apalagi gol-gol yang dicetak Vietnam lahir dari kerja sama tim apik.Â
Selain itu, tendangan jarak jauh Vietnam juga akurat. Untuk itu, gelandang seperti Marc Klok dan Rachmat Irianto harus bisa mengantisipasi itu.Â
Di sisi lain, tentu Indonesia juga tidak akan tampil bertahan. Pada laga kontra Thailand kemarin di GBK, Indonesia menciptakan banyak peluang. Tapi, hanya berbuah satu gol.Â
Hal ini berbanding terbalik dengan Thailand yang menciptakan satu tembakan tapi berbuah satu gol. Pada laga itu, Indonesia menciptakan 10 tembakan dan hanya 3 tembakan mengarah ke gawang.
Gol yang lahir pun bukan dari skema open play, melainkan dari titik penalti. Artinya Indonesia tidak efektif dalam mengeksekusi peluang yang seharusnya menjadi gol.Â
Momen yang paling diingat adalah ketika Witan Sulaeman yang gagal mencetak gol ke gawang yang sudah kosong. Padahal, Witan adalah salah satu finisher terbaik di Timnas Indonesia.Â