Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tudingan Tak Etis Pelatih Brunei, Sebut STY Traktir Wasit Usai Laga

27 Desember 2022   21:06 Diperbarui: 27 Desember 2022   21:27 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia berhasil mencuri 3 poin di laga kedua Grup A Piala AFF 2022 usai mencukur Brunei Darussalam dengan skor 0-7 di Kuala Lumpur Stadium, Malaysia, Senin (26/12/2022). Meski laga telah usai, akan tetapi drama di luar lapangan belum usai. 

Indonesia berhasil mengatasi perlawanan Brunei Darussalam pada laga kedua piala AFF 2022. Bertanding di Kuala Lumpur Stadium, Indonesia berhasil membobol gawang Brunei sebanyak 7 kali tanpa balas. 

Meski begitu, anak asuhan Shin Tae-yong terlihat kesulitan membongkar lini pertahanan Brunei pada 20 menit pertama. Setelah gol pertama yang dicetak oleh Syahrian Abimanyu, Indonesia mulai tampil lepas. 

Indonesia menutup skor 2-0 pada babak pertama setelah Dendy Sulistiawan menggandakan skor.

Pada babak kedua, Indonesia berhasil mencetak lima gol melalui Egy Maulana Vikri, Ilija Spasojevic, Ramadhan Sananta, Marc Klok, dan Yakob Sayuri. 

Menariknya tujuh gol Indonesia dicetak oleh tujuh pemain berbeda. Pada laga itu, dua bek sayap Indonesia bermain apik. Edo Febriansyah tampil apik dan mampu menjaga kelebaran sisi kiri. Edo berhasil mencatatkan 2 assist. 

Sementara itu, Yakob Sayuri yang masuk di babak kedua tak kalah apik. Ia berhasil mencetak 2 assist dan 1 gol. 

Sindiran pelatih Brunei 

Kalah dari Indonesia dan harus bermain dengan 10 pemain, pelatih Brunei yakni Mario Rivera merespons hal tersebut. Pada laga itu, pelatih asal Spanyol itu menyorot kinerja sang wasit. 

Laga tersebut dipimpin oleh wasit asal Korea Selatan yakni Kim He-goon dan hakim garis Kang Dong Ho. Mario Rivera menyebut kinerja wasit merugikan Brunei dan justru menguntungkan Indonesia. 

Alasannya terdengar klise, Rivera menyebut wasit mendesak agar kiper Brunei menendang bola lebih cepat di babak pertama. Selain itu, STY dan wasit terlihat akrab sehingga dicuragai main mata.

Apalagi, berdasarkan pantauan media Vietnam, Tuoitre, asisten wasit sempat tertawa bersama Shin Tae-yong ketika laga menginjak menit kelima.

Di sisi lain, Mario Rivera menilai hal itu tidak pantas ditunjukkan dalam sepak bola karena tidak menghormati tim lain. Hal itu tidak pantas dipertontonkan pada laga resmi. 

Lebih jauh lagi, pelatih asal Spanyol itu justru menuding STY mentraktir sang wasit usai laga. 

"Mungkin saat ini mereka sedang bertemu dan pergi ke restoran Korea Selatan dan pelatih Indonesia yang membayar. Bagi saya ini tidak bisa dipercaya," kata Rivera dalam sesi konferensi pers setelah laga.

Bagi Mario Rivera, salah satu hal yang membuat perkembangan sepak bola ASEAN terhambat adalah kinerja wasit seperti yang ia tudingkan. 

Tentu apa yang dikatakan Mario Rivera di atas tidak pantas dan jelas tak etis. Tudingan itu jelas tidak berdasar. Hal itu tidak sesuai dengan prinsip olahraga yang harus lapang dada dalam menerima kekalahan. 

Tudingan seperti itu tidak pantas dilontarkan oleh pelatih, apalagi menyebut jika STY mentraktir makan wasit. Jelas hal itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Seharusnya pelatih Brunei menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada tanpa menuding pihak mana pun. Dalam laga itu jelas jika kualitas pemain berbeda. Tanpa bermaksud meneremehkan Brunei, itulah yang terjadi. 

Bahkan sebelum laga STY sendiri enggan menyebut target gol berapa, yang penting menang. Tentu hal itu untuk menunjukkan rispek pada lawan dan pemain pun diminta tidak meremehkan Brunei. 

Faktanya Indonesia kesulitan menembus lini pertahanan Brunei hingga menit ke-20. Hal itu menunjukkan jika Brunei tak bisa dianggap remeh. Untuk itu, sudah sepatutnya tudingan seperti itu tidak keluar dari mulut Mario Rivera. 

Kalah dan menang adalah hal biasa dalam sepak bola. Untuk itu, kita harus menerima setiap hasil yang ada di lapangan. Tidak bisa dipungkiri jika keputusan wasit turut andil dalam kekalahan tim.

Tapi, jika itu menjadi faktor dominan jelas tidak etis. Faktor kekalahan tentu bisa bersumber dari internal tim itu sendiri. Seharusnya itulah yang harus dievaluasi bukan menyalahkan pihak lain yang tak ada kaitannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun