Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada pilpres 2024 mendatang. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (03/10/2022)Â
Surya Paloh menyebut Anies adalah pilhan terbaik dari yang terbaik. Di sisi lain, Anies menerima mandat tersebut. Namun Anies akan fokus untuk Jakarta hingga tanggal 16 Oktober 2022 nanti.
Meski begitu, dipilihya Anies sebagai capres membuat beberapa kader NasDem berguguran. Misalnya Niluh Djelantik yang secara resmi mengumumkannya di akun twitter pribadinya.
Kemudian Fredriek Lumalente. Fredriek mengaku tidak cocok dengan Anies. Hal senada juga dilakukan oleh Panji Astika. Panji menyebut lebih baik ia keluar daripada terus tidak cocok dengan NasDem.
Meski begitu, NasDem tidak bisa seorang diri mencalonkan Anies. Hal itu karena NasDem hanya meraih 9,05 persen pada pemilu 2019 lalu atau 59 kursi parlemen.Â
Artinya NasDen harus berkoalisi untuk memenuhi ambang batas presiden sebanyak 25 persen suara sah nasional atau minimal harus memiliki 115 kursi di parlemen.
Koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS
Diusungnya Anies sebagai capres oleh NasDem mendapat beberapa respon khusunya dari PKS dan Demokrat yang disebut akan berkoalisi. Ahmad Syaikhu selaku presiden PKS memberi tanggapan positif.
Menurut Syaikhu, Anies adalah sosok yang memiliki rekam jejak baik, berjiwa nasionalis, dan memiliki kapasitas. Anies juga dinilai menjadi simbol perubahan di masa yang akan datang.
Sementara itu, Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra merespons langkah NasDem mendukung Anies. Ia menilai Anies sesuai dengan kriteria capres Demokrat. Praktis dengan adanya tanggapan positif tersebut koalisi ini akan terbentuk.
Dilansir dari kompas.com, Anies berencana akan bertemu dengan AHY Jum'at ini. Tentu sinyal koalisi antara ketiga partai ini semakin kuat. Apalagi, beberapa waktu lalu Surya Paloh juga sudah membangun komunikasi dengan Demokrat.
Dalam pertemuan bulan Juni 2022 lalu itu, Surya Paloh menyebut kemungkinan koalisi itu ada. Jika melihat dinamika politik saat ini, maka kemungkinan itu akan ada. Apalagi dengan rencana Anies yang akan bertemu dengan AHY.
Tentu jika koalisi ini terbentuk, maka kemungkinan besar AHY akan menjadi cawapres Anies. Selain itu, kemungkinan PKS juga akan menawarkan kadernya seperti Ahmad Heryawan. Menurut saya, dua nama itu akan menjadi calon kuat yang akan dipasangkan dengan Anies.
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah poros pertama yang terbentuk. Koalisi ini terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Ketiga partai tersebut diinisiasi oleh partai pendukung pemerintah.
Namun, sampai saat ini belum ada nama resmi yang akan dicalonkan oleh KIB. Sejauh ini, Golkar masih tetap konsisten dengan Airlangga Hartanto yang akan menjadi capres.
Di sisi lain, KIB sendiri masih belum ingin terburu-buru dalam menentukan capres. Hal itu karena pilpres sendiri masih cukup lama. Yang terpenting bagi KIB adalah telah memiliki tiket untuk mencalonkan jagoannya karena telah memenuhi ambang batas presiden.
Terkait itu, siapa yang akan diusung oleh KIB masih belum diketahui. Hal itu bisa saja datang dari kader atau pimpinan partai atau justru untuk menyiapkan kendaraan politik bagi Ganjar Pranowo.
Sejauh ini, nama Ganjar Pranowo masih menjadi perbincangan. Ganjar sendiri belum tentu dicalonkan oleh PDI-P. Hal itu karena PDI-P masih konsisten dengan Puan Maharani.
Bahkan di dalam internal PDI-P sendiri terbagi menjadi dewan jenderal dan dewan kopral. Dewan jenderal adalah loyalis Puan sementara dewan kopral adalah loyalis Ganjar.
Meski begitu, tentu jika Ganjar keluar dari PDI-P akan membuat hubungan dengan partainya kian keruh. Apalagi beberapa kalangan menilai Ganjar dianaktirikan oleh PDI-P.
Gerindera-PKB
Poros ketiga yang akan bertarung pada piples 2024 adalah Gerindera dan PKB. Dua partai ini saja cukup untuk mendapatkan tiket pada pilpres 2024 nanti.
Tentu calon terkuat dari koalisi ini tetap Prabowo Subianto. Gerindera telah sepakat akan kembali mengusung Prabowo kembali dalam pilpres 2024 nanti.
Lalu terkait dengan pasangan prabowo masih menjadi teka-teki. Akan tetapi nama Cak Imin tentu tidak bisa dikesampingkan. Cak Imin memang berambisi untuk bertarung pada pilpres 2024 nanti minimal menjadi cawapres.
Meski begitu, Gerindera-PKB masih membuka peluang bagi partai lain untuk ikut bergabung. Jika PDI-P bergabung, maka akan terjadi tiga poros capres.Â
Tentu hal itu bisa saja terjadi mengingat politik dinamis. Namun akan ada perubahan dari sisi capres mau pun cawapres. Kemungkinan nama Cak Imin akan tergusur jika PDI-P masuk.
PDI-P
PDI-P adalah satu-satunya partai yang memiliki tiket untuk nyapres pada pilpres 2024 nanti. Hal itu karena jumlah kursi PDI-P sudah cukup untuk memenuhi nilai ambang batas presiden.
Namun sampai saat ini PDI-P masih gamang dalam menentukan capres. Di kalangan elit, Puan Maharani tetap menjadi nomor satu meski berbanding terbalik dengan elektabilitasnya.
Di kalangan akar rumput, nama Ganjar masih menjadi idola. PSI bahkan telah mencuri start dengan mengusung Ganjar sebagai capres dalam pilpres 2024 nanti.
Namun baik Ganjar dan Puan bisa dipasangkan sekaligus. Jika demikian, maka empat poros capres akan tercipta. Tentu ini jauh lebih baik daripada hanya ada dua poros yang rentan dengan perpecahan.
Jika melihat kondisi saat ini, minimal tiga poros capres akan terbentuk. Tentu ini menarik dan aroma Pilkada DKI 2017 amat kental. Bagaimana tidak, Anies dan AHY adalah lawan pada Pilkada DKI 2017 lalu.
Kini, setelah berseberangan di DKI keduanya berpotensi akan berpasangan. Di sisi lain, Anies juga akan melawan Prabowo yang telah mengusungnya di Pilkada 2017 lalu.
Bahkan Gerindera menyebut Prabowo siap bertarung melawan Anies. Artinya kejadian 2014 kembali terjadi di mana Prabowo akan melawan orang yang diusungnya di DKI.
Ketika Pilgub DKI 2012 lalu, Prabowo menjadi salah satu pengusung Joko Widodo. Akan tetapi keduanya saling sikut pada pilpres 2014. Pada pilpres 2024 nanti Prabowo kembali akan melawan anak yang diusungnya di DKI yakni Anies Baswedan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H