Ganjar juga dipandang sosok pemimpin yang merakyat dan bisa menyerap aspirasi rakyat dengan baik. Ganjar juga dipandang sebagai sosok yang mengerti bagaimana caranya berkomunikasi dengan kaum muda.
Di sisi lain, Ganjar mengaku tidak tahu jika ia dicalonkan oleh PSI. Ganjar bahkan menyebut tahu dari media. Meski begitu, Ganjar mengucapkan terima kasih dan akan tetap fokus dengan urusan Jateng.
"Terima kasih bro dan sis, tapi saya fokus kerja dulu ya buat Jateng," kata Ganjar Pranowo. (detik.com)
Apa yang dilakukan oleh PSI menurut saya tidak tepat. Apalagi tidak ada komunikasi langsung antara PSI dengan Ganjar. Belum lagi Ganjar adalah kader PDI-P. Tentu jika ingin mengusung kader partai lain harus ada komunikasi dengan partai yang bersangkutan.
Sayangnya ini tidak. Ganjar juga tidak hadir dalam acara tersebut. Hal itu bukti bahwa komunikasi antara PSI dan calon yang diusung buruk. Tapi, jika Ganjar hadir maka bahaya karena dinilai bisa mengkhianati partai.
Terkait hal ini, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul menyindir langkah yang diambil oleh PSI.
Menurut Bambang, seharusnya PSI minta ijin terlebih dahulu. Ia mengibaratkan jika ingin meminang anak orang lain, maka harus meminta ijin pada orang tuanya. Dalam hal ini tentu Ketua Umum PDI-P.
Tidak hanya itu, warganet juga menilai apa yang dilakukan oleh PSI plin-plan. Hal itu karena setelah NasDem mengusung Anies sebagai capres, Giring Ganesha menyebut tak akan berbicara politik di tengah tragedi Kanjuruhan.
"Hilangnya ratusan nyawa di #kanjuruhan membuat kami di @psi_id menyingkirkan bahasan politik sementara, deklarasi capres di tengah kedukaan tentu menyisakan rasa nir empati. PSI konsisten menolak pemimpin pengusung politik identitas," ujar Giring dalam twitter pribadinya
Nyatanya, PSI justru melakukan hal senada dengan NasDem. Sehingga PSI dianggap tidak konsisten dengan pernyataannya.