Misalnya seseorang melakukan penipuan ringan dan membuat orang lain tiga kali berturut-turut sehingga menyebabkan kerugian Rp. 250 triliun. Ia tidak akan dikenakan Pasal 379 tapi akan dikenakan Pasal 378 yang ancaman penjaranya 4 tahun.
Setelah mengetahui apa yang dilakukan oleh Ferdy Sambo masuk ke dalam concursus realis. Maka bentuk surat dakwaan Ferdy Sambo adalah dakwaan kumulatif.
Jadi, dakwaan kumulatif adalah surat dakwaan yang isinya terdiri dari beberapa tindak pidana. Maka kata hubung yang dipakai adalah "dan" bukan "atau."
Kemungkinan isi dakwaan Ferdy Sambo akan begini: Ferdy Sambo didakwa melanggar Pasal 338 subsider Pasal 340 jo Pasal 55 KUHP dan Pasal 32 UU No. 19 Tahun 2016 jo. UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Menurut hemat penulis, itulah isi dakwaan yang akan didapat oleh Ferdy Sambo nanti. Keputusan menggabungkan berkas juga tepat untuk efisiensi waktu.
Akumulasi hukuman
Tentu kita bertanya bagaimana hukuman yang akan diterima seseorang jika melakukan concursus? Apakah pidananya akan dijumlahkan atau ada hitungan tersendiri?
Misalnya untuk concursus idealis, seseorang melanggar Pasal 285 sekaligus Pasal 281 KUHP. Maka akumulasi hukuman yang dipakai adalah pasal yang terberat yakni Pasal 285 dengan ancaman 12 tahun penjara.
Jika di dalam pelanggaran itu ada aturan khusus yang dilanggar. Maka aturan khusus yang dipakai bukan aturan umum.Â
Kemudian untuk concursus realis akumulasi hituangannya lebih rumit. Maka hitungan hukuman yang dipakai adalah hukuman maksimum ditambah satu pertiga.
Contoh seseorang melakukan pembunuhan melanggar Pasal 338 ancaman penjara 15 tahun. Ia juga memerkosa (Pasal 285) ancaman penjara 12 tahun dan mencuri (Pasal 362) ancaman penjara 5 tahun.
Jadi hitungannya diambil dari pidana maksimum yaitu pembunuhan (15 tahun) ditambah satu pertiga dari pidana maksimum (pembunuhan) jadi ia akan mendapat hukuman 20 tahun penjara.