Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Benarkah Bjorka Hanya Pengalih Isu Kasus Sambo dan BBM?

14 September 2022   18:08 Diperbarui: 14 September 2022   19:30 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu akun twitter ketiga Bjorka sebelum ditangguhkan oleh pihak Twitter. | Sumber: Tangkap Layar (dokumen pribadi)

Untuk menutupi kasus besar, maka buatlah kasus yang lebih besar dan lebih heboh lagi. (warganet +62)

Nama peretas Bjorka memang tengah naik daun seiring beberapa kasus kebocoran data yang terjadi di Indonesia.

Nama Bjorka diduga bertanggung jawab atas kebocoran 1,3 miliar SIM card prabayar, pengguna Indihome, pengguna PLN, dan data pemilih KPU.

Yang membuat Bjorka naik ke puncak popularitas warganet adalah karena respon pemerintah dinilai lalai. Misalnya tanggapan Kominfo yang menyebut kebocoran data SIM card adalah tanggung jawab Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).

Kominfo juga menyarankan agar masyarakat rutin mengganti password dan menjaga NIK dengan baik. Lebih jauh lagi, Kominfo membuat pernyataan menohok agar para peretas tidak menyerang.

Pada kesempatan inilah Bjorka naik seolah menjadi Robin Hood dan mulai spill data pribadi alias doxing para pejabat di negara ini.

Misalnya data pribadi Erick Tohir, Opung Luhut Binsar Pandjaitan, Puan Maharani, hingga Mahfud MD. Tak ketinggalan Bjorka juga melakukan doxing pada Iwan Bule ketua umum PSSI.

Pegiat media sosial yang dinilai buzzerRp juga kena spill Bjorka seperti Denny Siregar dan Permadi Arya. Melihat orang-orang di atas, rasanya sulit untuk tidak menyebut jika Bjorka adalah orang Indonesia.

Apalagi orang-orang di atas menjadi pemberitaan tersendiri di dalam negeri. Misalnya Puan yang ingin nyapres hingga Iwan Bule yang tengah menjadi sorotan usai memberi pernyataan menohok soal JIS.

Jadi, melihat orang-orang yang kena spill Bjorka besar kemungkinan ia adalah orang Indonesia. Tokoh-tokoh di atas selalu hilir mudik dalam pemberitaan tanah air.

Aksi Bjorka yang hobi spill data pribadi pejabat seakan didukung oleh warganet. Warganet bahkan meminta Bjora membuka kasus kematian Munir hingga mencari dokumen Supersemar.

Saya sendiri heran dengan permintaan mencari Supersemar. Jika saya tidak keliru, apakah di tahun itu sudah komputer sudah ada? Atau memang ada salinan resmi Supersemar? Yang jelas saya bingung dengan permintaan itu.

Namun ada satu hal yang menohok, salah satu netizen menyebut jika kemunculan Bjorka adalah untuk menutup kasus yang tengah terjadi saat ini. Seperti kasus Ferdy Sambo dan kenaikkan BBM.

Banyak yang menduga Bjorka adalah buzzerRp yang ditugaskan untuk mengalihkan isu tersebut. Lantas apakah itu benar atau tidak?

Misalnya untuk kasus Sambo. Alasan kasus Sambo banyak mendapat perhatian publik karena melibatkan instansi besar yang sehari-hari dekat dengan masyarakat yaitu kepolisian.

Apalagi dalam kasus ini instansi lain seperti Komnas HAM, LPSK, Menkopolhukam hingga DPR terlibat. Jadi rasanya wajar jika animo masyarakat tinggi apalagi dalam kasus ini melibatkan warga sipil.

Tentu kita masih ingat dengan kasus kopi sianida. Kasus tersebut sama mendapat perhatian khusus karena "pembunuhan berencana". Apalagi kasus yang sama melibatkan penegak hukum jadi animo masyarakat begitu tinggi.

Sejalan dengan kasus Sambo ada kasus lain yang minim mendapat perhatian publik, yaitu Surya Darmadi yang mengkorup uang sebesar Rp. 78 triliun. 

Tapi perhatian pada kasus ini justru minim. Bahkan trending topic twitter hanya berisi tagar kasus Sambo. Lantas mengapa kasus ini minim perhatian?

Jawabannya sederhana. Kasus ini tidak secara langsung memberi dampak yang signifikan pada masyarakat. Beda hal jika kasus korupsi tersebut memberi dampak langsung pada masyarakat seperti kasus minyak goreng, maka animo masyarakat tinggi.

Jika kasus Bjorka hanya pengalihan isu, lantas mengapa orang-orang masih mewartakan kasus Sambo padahal pada tanggal 6 September 2022 lalu sebanyak 23 napi korupsi bebas bersyarat?

Di kompasiana saja yang membahas hal ini sedikit. Masih kalah oleh kasus Sambo. Artinya adalah mengapa beberapa kasus mendapat perhatian luas dari masyarakat karena berdampak langsung pada masyarakat.

Begitu juga dengan kasus kebocoran data yang dilakukan Bjorka. Sebelum Bjorka muncul, Kominfo memang tengah menjadi sorotan usai kebijakan PSE. 

Banyak website yang diblokir salah satunya PayPal yang menjadi andalan bagi pelaku usaha. Begitu juga pemblokiran situs lain seperti Steam dan Epic Games yang menjadi mata pencaharian gamers.

Sementara situs judi masih aman dari kebijakan PSE. Jadi, dengan kata lain masyarakat sudah ada unek-unek tersendiri pada Kominfo. Setelah Bjorka muncul, unek-unek itu tersampaikan dengan baik.

Itu sebabnya Bjorka mendapat panggung dan seakan mendapat legalitas dari netizen atas perbutaan spill data pribadi. 

Lalu bagaimana dengan BBM? Apakah Bjorka juga untuk mengalihkan isu ini? Bagi saya tidak, jika kita ikuti pemberitaan banyak masyarakat yang menyeruakan penolakan melalui demonstrasi.

Jadi, bagi saya pribadi kasus Bjorka bukan pengalihan isu. Saya berkesimpulan mengapa satu kasus mendapat perhatian khusus dari masyarakat karena menyentuh langsung masyarakat itu sendiri.

Begitu juga dengan kasus Sambo, Kepolisan adalah instansi yang dekat dengan masyarakat utamanya di jalanan. Selain itu, citra Kepolisan juga tidak baik akibat ulah oknumnya di jalan.

Jadi, ketika kasus Sambo menyeruak menjadi momen yang pas untuk membongkar boroK di tubuh Kepolisan. 

Nah bagaimana menurut pembaca, apakah Bjorka hanya pengalihan isu atau justru masyarakat kita yang acuh dengan kasus lain yang tidak menyentuh kebutuhan masyarakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun