Hasilnya adalah 94 persen pekerja dan 91 persen manager menginginkan metode ini dilanjutkan. Selain itu, dalan hasil uji coba tersebut mengungkap 84 persen karyawan menyebut lebih produktif.
Kemudian 86 persen karyawan menyebut lebih efisien dengan waktu mereka, dan sebanyak 84 persen menyatakan ada peningkatan dalam keseimbangan kerja dan kehidupan kerja alias work life ballance.
Dari beberapa hasil penelitian di atas menununjukkan jika sibuk tidak selalu identik dengan produktif. Orang sibuk cenderung mengerjakan semua hal sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Sementara orang produktif akan fokus pada satu pekerjaan sehingga hasilnya maksimal. Dengan kata lain, dari sekian banyak tindakan yang dilakukan oleh orang sibuk, maka hasilnya tidak maksimal dengan kualitas yang biasa saja.Â
Sedangkan, dari sedikit tindakan yang dilakukan oleh mereka yang produktif, maka kemungkinan semuanya berhasil lebih besar, karena fokus kerja mereka jelas.
Bagi saya quiet quitting adalah gaya kerja yang amat normatif. Normatif dalam arti bekerja sesuai jam kerja yang telah ditetapkan dengan gaji yang telah disepakti.
Jika bekerja di luar jam kerja yang telah disepakati tentu itu masuk ke dalam lembur dan perusahaan wajib memberi kompensasi. Itulah regulasi yang berlaku selama ini. Jadi, sangat normatif sekali bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H