Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kado Ulang Tahun DKI Jakarta ke-495: Kualitas Udara yang Layak

22 Juni 2022   16:09 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:45 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam beberapa hari terakhir, menurut data IQAir kualitas udara DKI Jakarta menjadi yang terburuk di dunia. | sumber: kompas.com

Tepat hari ini DKI Jakarta berulang tahun yang ke-495. Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Jakarta digelar di Monas, Jakara Pusat, Rabu 22 Juni 2022.

Dalam upacara tersebut, Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta berindak sebagai inspektur upacara. 

Dalam rangka memperingati hari jadi Jakarta yang ke-495, pemprov DKI Jakarta menyediakan promo gratis untuk beberapa fasilitas publik.

Sejumlah transfortasi publik seperti MRT, LRT, dan Transjakarta juga digratiskan oleh pemprov DKI. Meski begitu, promo gratis ini hanya berlaku satu hari bertepatan dengan ulang tahun DKI Jakarta.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta memiliki peranan penting. Baik itu dalam perputaran ekonomi mau pun pemerintahan sebagai ibu kota negara.

Beberapa masalah klasik yang lumrah terjadi di Jakarta di antaranya macet, banjir, hingga kepadatan penduduk.

Dihimpun dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, jumlah penduduk Jakarta pada September 2020 mencapai 10,56 juta jiwa. Belum lagi jumlah pendatang yang setiap tahunnya bertambah.

Hal itu wajar karena Jakarta adalah pusat ekonomi. Banyak masyarakat daerah yang rela datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Itu sebabnya jumlah penduduk di Jakarta sangat padat dan kebanyakan dari pendatang.

Bertambahnya jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan jumlah kendaraan bermotor. Masih dalam data BPS DKI Jakarta, dalam kurun waktu 2017-2019 peningkatan kendaraan bermotor di DKI Jakarta sebanyak 565.324.

Jumlah kendaraan bermotor di DKI pada tahun 2019 naik sebesar 0.7 persen atau sekitar 77.158 dari tahun sebelumnya. Dengan bertambahnya jumlah tersebut, pada tahun 2019 jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 11.839.921.

Jika mengacu pada data penduduk dan data kendaraan bermotor. Itu berarti setidaknya satu orang di Jakarta memakai satu kendaraan bermotor. Hal ini karena menurut data di atas, jumlah kendaraan bermotor justru lebih banyak dari jumlah penduduk.

Di tahun 2022, bukan tidak mungkin jika jumlah penduduk dan kendaraan bermotor akan bertambah. Banyaknya kendaraan bermotor akan berakibat pada kualitas udara di suatu wilayah.

Kualitas udara terburuk

Dalam beberapa hari terakhir, Jakarta diselimuti kabut. Namun kabut tersebut bukan kabut biasa, melainkan polusi udara yang tidak sehat.

Pada Senin 20 Juni 2022, IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia dengan kadar polusi udara 205 US AQI dengan kategori sangat tidak sehat (very unhealthy).

Hari ini, Rabu 22 Juni 2022 selama artikel ini dibuat, kualitas udara Jakarta masih menjadi yang terburuk di dunia menurut data IQAir.

Kualitas udara Jakarta masih yang terburuk di dunia menurut data IQAir. | sumber: tangkap layar (dokumen pribadi) via IQAir
Kualitas udara Jakarta masih yang terburuk di dunia menurut data IQAir. | sumber: tangkap layar (dokumen pribadi) via IQAir

Kadar polusi udara Jakarta mencapai 155 US AQI dengan kategori unhealthy. Pada pagi hari, jumlah kadar polusi udara Jakarta bahkan mencapai 160. Meski ada penurunan, tetap saja menjadi yang teratas untuk kategori kualitas udara terburuk di dunia.

Menurut BMKG, setidaknya ada empat faktor yang membuat kualitas udara di Jakarta memburuk. Kualiats udara buruk di Jakarta ditandai dengan tingginya PM2.5.

PM.2.5 merupakan polutan udara yang ukurannya sangat kecil yakni tidak lebih dari 2.5 mikrometer. Tingginya polutan udara disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor pertama terjadi karena tingginya esmisi karbon. Emisi karbon dihasilkan dari transportasi dan kawasan industri.

Faktor kedua, pergerakan polutan udara PM2.5 dipengaruhi oleh angin. Sehingga penyebaran polutan tersebut menyebar ke beberapa lokasi.

Faktor ketiga, peningkatan polutan udara PM2.5 memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan kadar uap air di udara.

Faktor keempat, kelembapan udara yang tinggi menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan.

Adanya lapisan inversi membuat polutan udara PM2.5 tertahan dan tidak bisa bergerak ke lapisan udara yang lain.

Kualitas udara yang buruk tentu memiliki pengaruh negatif bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit pernafasan.

Polutan udara PM2.5 yang berukuran kecil akan dengan mudah masuk ke saluran pernafasan dan dapat menyebabkan infeksi mau pun gangguan pada paru-paru.

Di usianya yang ke-495 tahun, warga Jakarta justru mendapat hadiah ulang tahun yang tidak menyenangkan, yaitu kualitas udara yang buruk.

Dengan kondisi udara yang buruk, tentu masyarakat tidak bisa mendapatkan pasokan udara segar. Hanya untuk menghirup udara segar saja seakan jadi hal langka di Jakarta.

Rasanya wajar jika warga Jakarta meminta kado ulang tahun berupa kualitas udara yang sehat. Sehingga mereka tidak akan meninggalkan kota tiap pekan demi mencari udara segar.

Peran kita

Tidak sepenuhnya kualitas udara yang buruk merupakan kesalahan penanganan dari pemerintah. Terciptanya udara yang sehat tidak hanya didukung oleh regulasi yang kuat dari pemerintah. Tapi harus ada keharmonisan dengan masyarakat.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu faktor yang membuat udara di Jakarta buruk adalah emisi yang dihasilkan transportasi. Pada titik inilah kita harus sadar sebaiknya memilih memakai transportasi umum.

Padahal pemerintah tengah berbenah memperbaiki sektor ini agar masyarakat lebih memilih transportasi umum. Beberapa fasilitas juga ditingkarkan demi menciptakan kenyamanan pengguna.

Selain itu, gaya hidup kita juga bisa mengurangi emisi karbon. Misalnya gaya hidup locavore. Locavore adalah gaya hidup yang mengedepankan mengkonsumsi makanan lokal.

Pertimbangannya tentu emisi karbon. Coba Anda bayangkan, satu makanan di supermartket telah menghasilkan berapa banyak emisi karbon sebelum sampai di tempat makanan.

Tentu makanan itu diangkut dari tempat yang jauh berpuluh-puluh kilometer, dan emisi yang dihasilkan sangat besar. Belum lagi jika pemupukan tanaman tersebut memakai zat kimia.

Oleh sebab itu, sebaiknya kita mengkonsumsi makanan dari produsen langsung. Jika tidak bisa, kita bisa menanam beberapa tanaman di rumah seperti cabai, bawang, dan tomat.

Nah, selain itu ketika berpergian selama masih bisa ditempuh dengan jalan kaki sebaiknya tidak memakai kendaraan bermotor. 

Meski perbuatan itu termasuk hal kecil, akan tetapi hal besar selalu dimulai dari hal yang terkecil. Artinya untuk bisa membuat perubahan besar harus dimulai dari hal yang kecil.

Tentu itu dimulai dari diri sendiri. Naik kendaraan umum, berjalan kaki jika tempat tujuan dekat, gaya hidup locavore hingga menghemat listrik adalah cara sederhana bagi kita untuk mengurangi emisi karbon.

Untuk menyelmatkan lingkungan, kita tidak perlu menjadi aktivis. Menerapkan gaya hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri itu sudah cukup. Jika kesadaran ini sudah terbangun, tentu perubahan yang jauh lebih besar akan terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun