Jika mengacu pada data penduduk dan data kendaraan bermotor. Itu berarti setidaknya satu orang di Jakarta memakai satu kendaraan bermotor. Hal ini karena menurut data di atas, jumlah kendaraan bermotor justru lebih banyak dari jumlah penduduk.
Di tahun 2022, bukan tidak mungkin jika jumlah penduduk dan kendaraan bermotor akan bertambah. Banyaknya kendaraan bermotor akan berakibat pada kualitas udara di suatu wilayah.
Kualitas udara terburuk
Dalam beberapa hari terakhir, Jakarta diselimuti kabut. Namun kabut tersebut bukan kabut biasa, melainkan polusi udara yang tidak sehat.
Pada Senin 20 Juni 2022, IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia dengan kadar polusi udara 205 US AQI dengan kategori sangat tidak sehat (very unhealthy).
Hari ini, Rabu 22 Juni 2022 selama artikel ini dibuat, kualitas udara Jakarta masih menjadi yang terburuk di dunia menurut data IQAir.
Kadar polusi udara Jakarta mencapai 155 US AQI dengan kategori unhealthy. Pada pagi hari, jumlah kadar polusi udara Jakarta bahkan mencapai 160. Meski ada penurunan, tetap saja menjadi yang teratas untuk kategori kualitas udara terburuk di dunia.
Menurut BMKG, setidaknya ada empat faktor yang membuat kualitas udara di Jakarta memburuk. Kualiats udara buruk di Jakarta ditandai dengan tingginya PM2.5.
PM.2.5 merupakan polutan udara yang ukurannya sangat kecil yakni tidak lebih dari 2.5 mikrometer. Tingginya polutan udara disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama terjadi karena tingginya esmisi karbon. Emisi karbon dihasilkan dari transportasi dan kawasan industri.
Faktor kedua, pergerakan polutan udara PM2.5 dipengaruhi oleh angin. Sehingga penyebaran polutan tersebut menyebar ke beberapa lokasi.