Analisa lainnya adalah dari segi peringkat FIFA. Jordania sejauh ini menjadi tim dengan peringkat paling tinggi di grup A, yaitu berada di posisi 100 besar.
Tuan rumah Kuwait berada di posisi 146, sementara Indonesia berada di posisi ke-158. Tentu dengan catatan itu, kans Kuwait untuk lolos lebih besar dari Indonesia.
Meski di atas kertas demikian, nyatanya hasil di lapangan tidak demikian. Anak asuhan Shin Tae-yong justru bisa tampil mengimbangi Kuwait. Bahkan tercatat memiliki banyak peluang untuk mencetak gol.
Hanya saja keputusan pemain yang tidak pas dan sentuhan akhir yang kurang, sehingga Indonesia hanya mencerka dua gol. Jika tidak, Indonesia bukan tidak mungkin bisa unggul 1-4.
Taktik STY
Keberhasilan Indonesia tentu tidak bisa lepas dari taktik STY. STY tahu betul jika Kuwait memiliki postur yang lebih tinggi dibanding pemain Indonesia.
Selain itu, tentu Kuwait memanfaatkan keunggulan itu dengan serangan bola atas. Hal ini bisa kita lihat dari skema gol pertama Kuwait yang tercipta melalui sundulan.
Skema yang sama kerap dilakukan terus menerus sepanjang laga. Untuk itu, STY mengantisipasinya dengan skema tiga bek tengah yaitu Rizky Ridho, Elkan Baggott, dan Fachrudin Arinyanto.
Elkan Baggott yang dimainkan sejak awal bertujuan untuk mengantasipasi bola atas Kuwait. Mengingat, Elkan Baggott memiliki postur yang tinggi. Sehingga bisa dimanfaatkan dalam duel bola atas.
Selain itu, Rizky Ridho juga tampil apik. Rizky Ridho tercatat melakukan beberapa sapuan penting di laga kemarin. Hanya saja satu crossing tidak bisa diantisipasi dan berbuah gol.
Dengan formasi tiga bek tengah, tentu hal ini membuat dua bek sayap kita yaitu Rachmat Irianto dan Pratama Arhan bisa ikut menyerang dengan bebas.