Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Menyoal Larangan Terdakwa Tampil Agamis di Persidangan

2 Juni 2022   16:55 Diperbarui: 10 Juni 2022   21:50 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atribut agamis kerap dipakai oleh terdakwa di persidanga. Hal itu membuat sebagian orang risih karenanya. | Source: KOMPAS.COM

Akan tetapi, kita tentu bertanya. Mengapa terdakwa mendadak agamis saat menjalani persidangan? Tentu ada alasan tersendiri mengapa mereka seperti itu.

Alasan psikologis

Percaya atau tidak, pakaian memiliki semacam "kekuatan" untuk memengaruhi persepsi seseorang. Hal itu memang benar adanya dan bisa berpengaruh pada penilaian orang lain.

Apa yang terlintas pertama kali ketika melihat seorang TNI dengan seragam lengkap? Tentu terlintas di dalam pikiran kita TNI tersebut sangat gagah, tegas, berwibawa. Karena seragam itulah kita seakan terintimidasi.

Begitu juga dengan seorang polisi. Tentu kita akan takut jika ada operasi tilang apalagi jika banyak polisi di sana. Tapi, itulah sisi psikologis dari pakaian.

Itu sebabnya penegak hukum, TNI, dokter, dan profesi lain memiliki seragam. Hal itu untuk menunjukkan otoritas seseorang. Misalnya pintar, gagah, berpendidikan, dan lain-lain.

Pengaruh seragam terhadap psikologis seseorang telah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bickman di tahun 1974.

Baca juga: Ketika Good Looking Masuk ke Ranah Pilpres Amerika Serikat

Penitian itu berjudul "The Social Power Of a Uniform" yang dimuat di Journal of Applied Social Psychology.

Bickman melakukan uji coba sederhana. Bickman membuat tiga model berbusana. Busana pertama bergaya kasual layaknya warga sipil.

Busana kedua berbusana layaknya seorang penjual susu. Busana ketiga berseragam abu-abu selayaknya seorang polisi.

Ketiga model itu kemudian diminta untuk memerintah pada orang lain secara acak seperti memungut kertas, berderma, dan menjauh dari halte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun