Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasus Safa Space dan Masifnya Kebudayaan Korea di Dalam Negeri

19 Mei 2022   11:21 Diperbarui: 19 Mei 2022   17:15 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmuwan Politik dari Harvard, Joseph Nye menyebut fenomena ini dengan soft power. Istilah ini mengacu pada sebuah negara yang dikenal karena citranya bukan kekerasannya melalui militer.

Contoh sederhana adalah bagaimana AS membujuk agar orang-orang memakai Apple, Levi's dan beberapa brand fesyen lain.

Begitu juga dengan hallyu, saat ini kita mengenal budaya Korea secara keseluruhan. Bukan lagi dari sisi drama maupun musik. Bahkan sudah merambah ke elektronik, masakan, manwha hingga budaya tradisional mereka.

Tentu kita masih ingat dengan serial Squid Game yang fenomenal di netflix. Selain menasbihkan Korea sebagai kiblat hiburan di Asia, secara tidak langsung Squid Game juga mempromosikan permainan tradisional mereka.

Hallyu secara tidak langsung membuat bahasa Korea menjadi dikenal oleh banyak orang. Hallyu adalah berkah bagi Korea, bagi Korea hallyu sama seperti senjata. Hal itu karena perputaran uang yang fantastis.

Maka tidak heran, bintang Korea yang memerankan drama yang popluer akan menjadi sang superstar hingga menjadi perwakilan di PBB. Selain itu, brand-brand ternama tidak ragu untuk kerja sama.

Tengoklah di dalam negeri, perhatikan beberapa iklan di TV. Mulai dari santan kelapa, mie instan, skincare hingga marketpalce dibintangi oleh superstar Korea.

Tentu di balik penunjukkan mereka ada hitung-hitungan tersendiri. Dengan kata lain akan mendapatkan keuntungan dari bintang Korea tersebut. Meski bayaran untuk satu iklan sangat mahal.

BTS yang sempat jadi BA Tokopedia pada 2019 lalu, dibayar dengan mahal. Pada 2017, biaya yang dibutuhkan untuk menjalin kerja sama dengan BTS sebagai BA mencapai 1,5 miliar won, atau setara Rp17,8 miliar.

Kita tentu masih ingat dengan BTS Meal. Pada saat itu banyak yang mengantre untuk membelinya. Tentu keuntungan yang didapat sangat besar. Itu sebabnya beberapa jenama rela merogoh kocek yang dalam bagi superstar Korea.

Selain itu, agar tidak rugi, jenama tertentu harus berperan dalam membentuk persepsi sebuah brand. Maka jangan heran, bintang produk kecantikan ya cantik dan ganteng-ganteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun