Parannoy HS mampu mengalahkan Ramsus Gemke, tunggal putera Denmark dengan rubber game. Meski di gim pertama kalah 13-21, akan tetapi di gim kedua dan ketiga ia tampil apik dan mampu melibas Gemke dengan skor mencolok, yakin 21-9 dan 21-12.
Sebelumnya, Parannoy HS merupakan finalis Swiss Open. Di semifinial, ia mampu mengalahkan tunggal putera Indonesia yaitu Anthony Ginting sebelum akhirnya kalah di final oleh Jonatan Christie.
Tentu ketiga tunggal putera ini menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Meski salah satu di antaranya pernah bertemu dengan tunggal Indonesia, tetap saja kita harus berhati-hati dan jangan sampai terpeleset.
Di sektor ganda putera, India juga punya pasangan muda yang patut kita waspadai yaitu Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Setty. Saat ini pasangan India tersebut berada di posisi 8 dunia.
Selama fase gugur, keduanya tampil cemerlang dan selalu menang. Tentu ini menjadi ancaman bagi ganda putera Indonesia. Apalagi peforma Fajri masih belum stabil.
Pasangan Kevin/Ahsan yang semula diragukan kini tampil begitu baik. Perpaduan senior dan junior sudah menujukkan hasil yang memuaskan.Â
Semoga saja Kevin/Ahsan tetap tampil apik di final nanti. Di luar itu, meski di atas kertas kita diunggulkan, tetap saja kondisi di lapangan berbeda.
Beberapa faktor eksternal juga berpengaruh. Itu sebabnya beberapa pemain yang tidak diunggulkan justru tampil apik dan membuat kejutan.
Ukir Sejarah
Tidak ada yang menyangka jika India mampu tampil di partai final. Meski berstatus sebagai runner up, terbukti di fase gugur India berubah menjadi giant killer.
Hebatnya, lawan yang dikalahkan India di fase gugur merupakan juara di grup masing-masing. Di perempat final, India berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.