Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Social Jet Lag, Merasa Lelah Usai Libur Panjang

10 Mei 2022   15:49 Diperbarui: 11 Mei 2022   03:51 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran tahun ini berbeda dengan tahun lalu, bagaimana tidak, tahun ini kita bisa mudik kembali. Tentu kebijakan ini mampu mengobati kerinduan keluarga di kampung.

Selain itu, waktu libur yang cukup panjang kerap dimanfaatkan untuk liburan ke tempat wisata. Libur lebaran menjadi ajang yang pas untuk mengajak keluarga liburan.

Tidak heran, tempat wista di beberapa kota dipadati pengunjung. Salah satunya Pangandaran, kawasan pesisir pantai tersebut dikunjungi wisatawan dari Bandung.

Tentu selama liburan kita menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, bercengkerama dengan teman, hingga keluarga. Waktu tidur pun menjadi tidak teratur.

Selama liburan, banyak di antara kita tidur hingga larut malam menghabiskan momen di tempat wisata. Hal itu tidak salah, namun kondisi itu membuat kita menjadi cepat lelah.

Belum lagi waktu perjalanan yang menyita banyak waktu. Akibatnya, setelah libur panjang, kita menjadi merasa lelah dan malas saat beraktivitas seperti biasa.

Momen kembali ke kantor setelah libur panjang seakan menjadi horor. Rasa lelah dan jam tidur yang tidak teratur menjadi musuh yang menakutkan.

Lantas, mengapa setelah libur panjang justru tubuh kita merasa lebih lelah bukan lebih fresh? Nah ternyata kondisi lelah setelah libur panjang disebut dengan social jet lag.

Sosial Jet Lag

Selain malas, hari pertama kerja juga membuat kita cepat lelah dan mengantuk. Nyatanya, perasaan cepat lelah dan mudah mengantuk pascaliburan hanya sebatas ilusi saja.

Hal ini diungkapkan oleh Dr. Till Roenneberg, seorang profesor dari Institute of Medical Psychology di Universitas Munich, beliau menyebut lelah usai libur panjang disebut dengan social jet lag.

Social jet lag terjadi karena perubahan jadwal tidur. Setiap liburan, kita selalu tidur tengah malam dan bangun siang hari. Alarm pun kadang kita matikan.

Saat libur panjang, tidur larut malam dan bangun siang perlahan-lahan menjadi kebiasaan dan secara otomatis akan diulang. Tentu kondisi ini jauh berbeda saat hari biasa.

Akibatnya ketika kita memulai aktivitas seperti biasa, tubuh akan kembali melakukan adaptasi. Kita akan sulit tidur lebih awal dan bangun lebih pagi.

Dengan kata lain kita melawan kebiasaan tidur larut malam dan bangun siang yang kita bentuk saat libur panjang. Tentu tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan dengan kebiasaan baru yang kita ciptakan.

Itulah sebabnya mengapa kita menjadi cepat lelah usai libur panjang karena jam tidur kita berubah. Reaksi mudah lelah saat menyesuaikan dengan kebiasaan baru disamakan dengan jet lag saat berpergian.

Saat kita pergi ke suatu tempat dengan zona waktu yang berbeda, maka kita akan kesulitan tidur (jet lag). Hal ini karena tubuh kita terbiasa dengan waktu tidur di tempat sebelumnya (irama sirkadian).

Hanya saja, social jet lag terjadi karena perubahan pola tidur saat liburan. Tetapi, efeknya tetap sama dengan orang yang mengalami jet lag saat berpergian.

Dampak buruk dari social jet lag adalah rentan terkena obesitas. | Souce: KOMPAS.COM
Dampak buruk dari social jet lag adalah rentan terkena obesitas. | Souce: KOMPAS.COM

Salah satu dampak negatif dari social jet lag ialah rentan terkena obesitas. Hal ini pernah diungkapkan dalam sebuah penelitian kedokteran current biology.

Penelitian tersebut melibatkan 6.500 orang dewasa. Hasilnya, indiviudu yang memiliki jam tidur berbeda saat bekerja dan hari libur kemungkinan tiga kali lipat akan mengalami berat badan berlebih.

Semakin berbeda waktu tidur, maka risiko meningkatnya berat badan menjadi besar. Tentu saja ini akan berdampak pada kesehatan, dalam satu penelitian menyebut social jet lag bisa meningkatkan hingga 11 persen penyakit jantung.

Selain penyakit jantung, obesitas juga sangat berpotensi mengundang penyakit diabetes. Jadi, agar tidak terkena dampak buruk social jet lag maka jam tidur kita harus tetap sama.

Pola makan pun harus tetap teratur. Asupan nutrisi untuk tubuh harus seimbang agar tubuh sehat. Boleh saja mengkonsumi makanan tinggi kolesterol, hanya saja jangan berlebihan.

Cara Mengatasi

Tentu merasa lemas saat hari pertama bekerja sangat menganggu. Namun, tidak sedikit dari kita mengatasi hal itu dengan merokok atau minum kopi. Padahal cara tersebut tidak efektif.

Minum kopi untuk menghilangkan rasa kantuk tidak tepat. Hal itu hanya akan merusak pola tidur kita sehingga lingkar sirkadian terganggu. 

Salah satu cara mengatasi social jet lag ialah tidur yang cukup. | Via: SHUTTERSTOCK
Salah satu cara mengatasi social jet lag ialah tidur yang cukup. | Via: SHUTTERSTOCK

Untuk mengatasi rasa lelah usai libur panjang, ada beberapa cara yang bisa kita lalukan.

1. Pulang Lebih Cepat

Baiknya ketika libur panjang tubuh harus diberi waktu yang cukup untuk istirahat. Untuk itu, sebelum memulai aktivitas seperti biasa tubuh harus diberi waktu untuk beradaptasi.

Jadi, sehari sebelum masuk kerja semua rutinitas liburan harus sudah selesai. Waktu tersebut juga bisa digunakan untuk menyiapkan keperluan kantor. Pulang lebih awal juga bisa kita pakai untuk istirahat yang cukup.

2. Menjaga Jam Tidur

Menjaga jam tidur sangat penting agar tubuh tetap bugar. Kebanyakan dari kita mengalami perubahan jam tidur saat liburan. Inilah mengapa kita merasa lemas usai liburan.

Saat liburan waktu tidur berkurang. Jadi, saat liburan jangan membuat aktivitas yang terlalu padat. Hal itu akan menganggu waktu istirahat kita. 

Meski sedang liburan, tetap saja jam tidur harus terjaga yakni 7-8 jam. Jadi, sebelum liburan susun kembali jadwal tempat yang akan dikunjungi, dan tentu waktu istirahat harus diperhatikan.

3. Liburan bukan malas-malasan

Meski tengah liburan, hal itu bukan berarti kita harus bermalas-malasan seperti tidur larut malam bangun siang hari. Tentu kita harus tetap produktif agar tubuh tetap bugar.

Misalnya di sela liburan cobalah sisipkan waktu untuk berolahraga seperti naik sepeda atau lari pagi. Bisa juga berenang memanfaatkan kolam renang hotel.

Hal itu jauh lebih baik kita lakukan daripada hanya berbaring di tempat tidur. Jadi, liburan bukan menjadi ajang untuk malas-malasan.

Tentu kita tidak ingin aktivitas terganggu setelah liburan. Jangan sampai liburan yang awalnya bertujuan untuk membuat kita menjadi lebih fresh justru harus berurusan dengan masalah baru.

Ceritanya liburan, eh setelah liburan kita dihadapkan dengan pekerjaan menumpuk dan kondisi tubuh yang tidak fit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun