Di bulan ramadhan sendiri, ada momen yang terus saya ingat hingga hari ini, yaitu momen buka puasa dan sahur.
Saya dan kedua sahabat kerap buka puasa bersama, meski kecil-kecilan tapi momen ini sangat membekas.
Ketika jam kuliah sore selesai, saya siap-siap mencari tempat kosong di kantin. Nah, kedua teman saya sendiri justru sibuk mencari takjil untuk berbuka.
Hal itu karena mereka sendiri sangat senang dengan makanan mau pun minuman yang hanya ada di bulan puasa. Tak jarang, setiap buka puasa saya selalu ditraktir makan takjil.
Kedua teman saya ini sengaja tidak makan siang hanya agar bisa bukber dengan saya maghrib nanti. Ketika detik-detik adzan, kami berkumpul di meja kecil lengkap dengan makanan dan minuman.
Satu hal yang pasti, kami semua menunggu waktu adzan. Bagi saya, adzan adalah waktu berbuka puasa, dan bagi teman saya adzan adalah waktu menikmati makanan dan takjil.
Setelah adzan, kami kemudian berdoa dengan cara kami masing-masing. Inilah momen yang saya ingat hingga saat ini.
Tidak ada menu yang mewah, terkadang menu buka puasa tidak makan nasi, hanya sup buat dengan gorengan atau takjil saja. Tapi, yang nikmat adalah keberagaman beragama itu sendiri.
Menu paling mewah hanya satu, yaitu ketika awal bulan saat uang cukup banyak. Kami biasanya makan di warteg atau rumah makan yang pas dengan kantong mahasiswa.
Sebelum buka puasa, terlebih dahulu kami memilih menu untuk dimakan. Dan seperti biasa, kedua teman saya selalu menunggu waktu adzan maghrib untuk menikmati makanan mereka.
Pada akhirnya, kedua teman saya inilah yang getol mengajak bukber. Hal itu karena bagi kami, makan bareng entah dengan apa itu menunya memberi rasa nikmat tersendiri.