Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dugaan Kartel Minyak Goreng: "Menggoreng" Harga Minyak di Pasaran

22 Maret 2022   19:30 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:09 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik harga minyak goreng yang melambung, ada dugaan kartel di dalamnya. | Source: KOMPAS.COM

Akibatnya, minyak goreng justru menjadi langka dan sulit ditemukan. Bahkan, ada beberapa oknum yang sengaja menimbun minyak tersebut demi mendapat keuntungan lebih.

Tidak lama berselang, pemerintah mencabut kebijakan tersebut dan harga eceran tertinggi (HET) dikembalikan pada pasar. Akibatnya, harga minyak goreng kembali naik. Namun, stok justru melimpah.

Indikasi Kartel

Banyak yang menduga, di balik langka dan tingginya harga minyak goreng terjadi karena ada peran mafia bahkan lebih dari itu ada indikasi kartel.

M. Lutfi selaku Menteri Perdagangan bahkan disebut sudah mengantongi nama-nama mafia minyak tersebut dan rencananya akan diumukan Senin, 21 Maret kemarin.

Nyatanya, sampai tulisan ini disunting belum ada nama-nama yang dipublikasikan baik oleh Mendag maupun oleh kepolisian.

Lantas, bagaimana dengan indikasi kartel, apakah benar adanya? Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai ada indikasi kartel di balik melambungnya harga minyak goreng.

KPPU bahkan sudah memanggil 20 pelaku usaha minyak goreng guna menyelidiki dugaan kartel tersebut. Dugaan lainnya adalah, beberapa perusahaan besar kompak menaikkan harga minyak goreng secara bersamaan.

Meski tidak disebutkan secara eksplisit, nyatanya ada beberapa perusahaan yang dicurigai melakukan hal itu.

Ukay selaku komisaris KPPU menyebut jika perusahaan tersebut memiliki perkebunan kelapa sawit sebagai bahan mentah minyak goreng.

Ini perusahaan minyak goreng relative menaikkan harga minyak goreng secara bersama-sama walaupun mereka masing-masing memiliki kebun sawit sendiri. Perilaku semacam ini bisa dimaknai sebagai sinyal bahwa apakah terjadi kartel. (kompas.com)

Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, setidaknya ada empat perusahaan minyak goreng yang menguasi pangsa pasar Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun