Meskipun ada emote di dalam caption itu, nyatanya dalam tweet akun MotoGP menyebut jika usaha Rara berhasil.
Menyoal Pawang Hujan
Disadari atau tidak, meski zaman sudah modern seperti saat ini, keberadaan pawang hujan seakan tidak tergeserkan meski telah hadir teknologi yang lebih modern yang disebut modifikasi cuaca.
Tentu saja modifiasi cuaca jauh lebih ilmiah daripada aksi pawang hujan yang terkesan mistis. Tapi, itulah Indonesia, sisi unik ini menjadi ciri khas tersendiri yang tidak bisa dipisahkan.
Pawang hujan kerap dipakai dalam event-event tertentu, mulai dari resepsi pernikahan sampai event besar seperti MotoGP.
Di daerah saya, sebagian masyarakat percaya dengan kemampuan seseorang yang bisa “mengatur” cuaca tesebut.
Tentu saja memakai jasa pawang hujan jauh lebih praktis daripada membuat rekayasa cuaca yang dinilai ribet tersebut. Dengan pertimbangan itulah pawang hujan masih eksis hingga saat ini.
Sejatinya, jika kita nyinyir dengan aksi pawang hujan, sebaiknya berpikir dua kali. Tidak sedikit juga dari kita banyak yang meminta hujan turun ketika kemarau datang, tentu dengan pendekatan spiritual bukan dengan metode sains.
Bagi saya, aksi tersebut adalah keunikan tersendiri dan sebagian masyarakat Indonesia masih percaya akan hal itu. Jadi, tidak perlu sampai diributkan terlalu jauh. Apalagi disebut membuat malu Indonesia.
Berbicara soal pawang hujan, tentu memiliki sejarah yang panjang dalam peradaban manusia. Dahulu kala, pawang hujan disebut sebagai shaman, tugas mereka tidak hanya memanggil atau menghentikan hujan, tapi meliputi pengobatan.
Pada intinya, shaman adalah orang yang bisa berkomunikasi dengan dewa-dewa. Media yang digunakan shaman untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa tesebut ialah tanaman.