Namun, di lain kesempatan, Al Jean lahir pada tahun 1961 di mana ia begitu dihantui dengan Uni Soviet. Pada intinya, Uni Soviet menjadi momok yang menakutkan bagi Al Jean.
Saya benci mengatakannya, tapi saya lahir pada tahun 1961, jadi 30 tahun hidup saya bersama momok Uni Soviet. Jadi, bagi saya, sayangnya ini lebih merupakan norma daripada prediksi. Kami baru saja menyadari semuanya akan menjadi buruk. Ujar Al Jean (liputan6.com)
Serial The Simpsons memang selalu membuat heboh dunia dan bukan kali ini saja berhasil memprediksi kejadian di masa depan. Beberapa episode yang tayang di The Simpson justru menjadi nyata di masa depan.
Misalnya terpilihanya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, kejadian 11 September, hingga virus ebola yang melanda Afrika.
Tentu menjadi pertanyaan, mengapa kartun The Simpson bisa dengan akurat memprediksi masa depan? Apakah masa depan bisa dihitung secara ilmiah? Tentu ini menjadi pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
Meramal Masa Depan
Tentu di negara kita sebagain masyarakat masih percaya dengan kemampuan seseorang yang bisa melihat masa depan. Orang tersebut biasanya memiliki kemampuan supranatural.
Jadi, pandangan akan kejadian di masa depan murni dibuat dari sisi supranatural saja. Tentu tudak ada pendekatan saintifik akan hal ini dan kebenarannya bisa saja tidak akurat.
Lalu, apa jadinya jika prediksi yang digunakan menggunakan pendekatan ilmiah? Apakah masa depan bisa dibaca dengan metode seperti itu?
Untuk “meramal” masa depan, ternyata sudah ada satu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal ini. Ilmu tersebut ialah fututologi. Futurologi berasal dari kata future yang berarti masa depan dan logos yang berarti ilmu.
Jadi bisa dikatakan futurologi adalah ilmu yang mempejari masa depan. Atau bisa disebut juga sebagai riset yang berkaitan dengan masa depan.
Hal itu bisa melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari teknologi, sosial, ekonomi, pendidikan, hingga politik. Dalam sejarahnya, pemikiran masa depan telah dipikirkan sejak zaman dahulu.