Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Belajar dari Pemilu Serentak 2019: Ratusan Petugas KPPS Gugur karena Kelelahan

29 Januari 2022   09:46 Diperbarui: 29 Januari 2022   11:28 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan saja, saya mulai bekerja jam 7 pagi, dan pukul 9 pagi esok harinya baru bisa tidur. Jadi, kami para KPPS bekerja sehari penuh, yah dengan honor yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan kesehatan yang harus kami tukar. 

Maka, tidak heran jika banyak petugas KPPS yang gugur karena beban kerja tidak manusiawi. Apalagi bagi mereka yang berumur dan memiliki penyakit bawaan. 

Saya beruntung masih diberi kesehatan hingga hari ini karena masih muda, meski muda atau tua bukan ukurannya.

Selain itu, pada pemilu 2019 kemarin tidak ada petugas medis yang mendampingi KPPS. Itu sebabnya banyak dari petugas KPPS yang tidak terkontrol kondisi kesehatannya.

Berkaca dari hal itu, KPU selaku penyelenggara pemilu harus berbenah. Terutama soal penghitungan suara yang masih manual dan menyita banyak waktu. 

Harapannya, pemilu 2024 nanti dalam penghitungan suara berbasis digital dan tentunya bisa mempersingkat waktu. Begitu juga dengan salinan dan berita acara yang seharusnya sudah digital. 

Jika cara lama masih digunakan dalam pemilu 2024 nanti, maka bukan tidak mungkin hal yang sama akan terjadi. Padahal, KPPS memiliki peran penting dalam pemilu. 

Tanpa kehadiran KPPS, yang saya sebut sebagai pahlawan demokrasi, maka pemilu tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, para perumus kebijakan harus lebih teliti terutama bagi keselamatan KPPS. 

Selain proses penghitungan suara yang harus berbasis digital, upah KPPS pun bagi saya tidak sebanding dengan beban kerja dan risiko kesehatan yang dihadapi.

Upah yang tidak seberapa, justru malah terpotong dengan biaya kesehatan bagi mereka yang sakit. Jadi, beban kerja yang lebih satu hari hanya mendapat upah setengahnya jika dipotong biaya pengobatan. 

Bukannya banyak menuntut, tetapi harus diingat kembali beban kerja dan honor harus sejalan. Bahkan, tidak sedikit dari petugas KPPS yang esok harinya tidak bekerja karena tugas dari negara ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun