Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Faktor Kekalahan Timnas Indonesia di Tangan Thailand

30 Desember 2021   05:44 Diperbarui: 30 Desember 2021   13:29 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia harus takluk di tangan Thailand pada final leg pertama Piala AFF 2020 dengan skor 4-0. Dengan hasil itu, satu kaki Thailand sudah menginjak podium juara.

Indonesia bersua dengan Thailand di partai final Piala AFF 2020. Laga ini menjadi final ke-6 untuk Indonesia dan final ke-9 untuk Thailand. Laga yang berlangsung di National Stadium tersebut menunjukkan bahwa Thailand begitu superior. 

Pada menit ke-2, Thailand berhasil unggul lewat gol yang dicetak oleh Chanathip Songkrasin. Gol Thailand tercipta karena kesalahan di sisi kiri pertahanan Indonesia.

Phitiwat Sookjitthammakul berhasil merebut bola dari Edo Febriansah, Phitiwat lalu mengirim umpan mendatar pada Chanathip dan Messi-nya Thailand itu melepaskan sepakan keras dengan kaki kiri. 

Skor berubah menjadi 1-0 untuk Thailand. Di babak pertama, Thailand mendominasi laga dengan pressing tinggi. Di sisi lain, tim Garuda kesulitan mengembangkan permainan. Hingga babak pertama usai, skor masih 1-0 untuk keunggulan Thailand.

Di babak kedua, Shin Tae Yong merotasi pemain dengan menarik keluar Edo Febriansah, Fachrudin Aryanto, dan Rahmat Irianto. 

Shin Tae Yong lantas memasukan Evan Dimas Darmono, Kadek Agung, dan Elkan Baggott. Tiga perubahan ini membuat formasi Indonesia menjadi 4-1-4-1 dari yang sebelumnya 5-4-1.

Namun, pada menit ke-52 Chanatip justru kembali membawa Thailand menjauh, skor berubah menjadi 2-0. Gol tercipta dari serangan balik Thailand yang cepat.

Di sisi lain, Elkan Baggott dan Rizky Ridho terkecoh oleh pergerakan Supachok. Supachok lalu memberi umpan pada Chanathip, dan Chanathip menyelesaikan umpan tersebut dengan baik. 

Melihat timnya tertinggal dengan margin dua gol, Shin Tae Yong lantas menarik Ricky Kambuaya dan memasukkan Egy Maulana Vikri untuk menambah daya gedor.

Tim garuda lagi-lagi harus kebobolan pada menit ke-67. Menerima umpan silang mendatar Philip Roller dari sisi kiri, Supachok lantas mengoyak gawang Nadeo dan membawa Thailand unggul 3-0.

Pada akhirnya, Thailand membenamkan Indonesia dengan tambahan satu gol di menit ke-83 lewat Bordin Phala. Laga pun berkesudahan dengan skor 4-0 untuk Thailand. 

Dari laga yang saya saksikan tadi malam, ada beberapa faktor yang membuat tim kita hancur lebur oleh Thailand. Tentu hal ini tidak bicara soal kualitas karena masih jauh. 

Setidaknya beberapa faktor inilah yang membuat kita dibantai oleh Thailand. Jika faktor ini bisa diperbaiki, meskipun kalah kita tidak akan kalah dengan skor telak. 

1. Mental

Faktor pertama adalah mental. Tidak ada yang bisa mengontrol mental pemain. Itu adalah hal di luar kendali pelatih. Mental siap bertarung tercipta dari pengalaman dan harus kita akui pengalaman pemain muda kita masih minim. 

 Baca juga: Untuk PSSI: Apapun Hasilnya di Final Nanti STY Harus Dipertahankan 

Gol cepat Chanatip Songkrasin pada menit ke-2 membuat mental pemain jatuh. Hal ini bisa dilihat dari permainan timnas yang kurang tenang dalam mengolah bola. 

Akibatnya, para pemain kehilangan bola lebih mudah dan kerap melakukan kesalahan pasing. Kesalahan itu akhirnya berujung dengan gol. Tentu saja gol di menit awal memberi tekanan pada pemain muda kita. 

Sayangnya, mental tim Indonesia tidak bangkit seperti saat melawan Malaysia. Ini adalah final pertama untuk sebagian pemain muda kita, jadi bagi saya hal ini wajar jika pemain merasa tertekan. 

Di sisi lain, pemain seakan terbebani untuk menang. Hal ini karena Indonesia selalu kesulitan di laga final. Padahal, meskipun keinginan publik untuk juara tinggi, seharusnya pemain kita bermain lepas tanpa beban. 

Jika kita melihat media sosial, publik saat ini lebih realistis dan memaklumi jika tak juara. Hal ini tidak terjadi dalam laga tadi. Indonesia seperti bermain dengan beban berat untuk menang. 

2. Organisasi lini belakang

Absennya Prtama Arhan di laga ini begitu terasa dalam laga kemarin. Thailand sangat gencar menggempur pertahanan kita khususnya di sisi kiri. 

Dua dari empat gol Thailand lahir di sisi kiri pertahanan Indonesia. Edo Febriansah yang bermain untuk mengganti posisi Arhan tampil kurang maksimal. 

Gol pertama sendiri lahir dari kesalahan Edo di sepertiga lapangan. Akibatnya Thailand berhasil unggul di menit awal. Begitu juga gol ketiga, sisi kiri begitu mudah ditembus. 

Di sisi lain, Elkan Baggott yang tampil di babak kedua bermain kurang maksimal. Dalam beberapa momen, Elkan kalah duel melawan pemain Thailand. 

Gol kedua bisa menunjukkan bahwa Elkan kalah duel dan terkecoh. Bahkan Rizky Ridho yang mengcoverpun sama halnya dengan Elkan. 

Padahal di bangku cadangan ada Victor Igbonefo yang dari sisi pengalaman bisa diandalkan dalam laga penting. Tapi, Shin Tae Yong justru memilih Elkan. 

Sejauh ini, Victor Igobnefo baru bermain satu kali. Itupun masuk sebagai pemain pengganti. Selain Victor, bek lain yang bisa dicoba oleh Shin Tae Yong adalah Ryuji Utomo. 

Namun, kedua pemain itu masih belum mendapat kepercayaan dari pelatih asal Korea Selatan itu dan sejauh ini baru bermain satu kali di ajang AFF 2020.

3. Penyelesaian akhir yang buruk 

Sejauh ini, Skuat Garuda masih menjadi tim paling produktif dengan torehan 18 gol. Namun, ketajaman itu tidak terlihat di dalam laga tadi. 

Meskipun Thailand mendominasi laga, Indonesia sebenarnya memiliki cukup banyak peluang untuk mencetak gol. Hanya saja sentuhan akhir pemain masih buruk. 

Misalnya peluang yang didapat oleh Dewangga, Witan dengan baik mengirim umpan mendatar dan bek Thailand tidak mampu menghalau umpan itu. 

Sayangnya umpan cantik itu tidak mampu diselesaikan dengan baik oleh Dewangga. Tendangan Dewangga justru melambung jauh, padalah sudah berhadapan dengan kiper. 

Peluang lain terjadi di menit ke-62 melalui Irfan Jaya yang berhasil menembus sisi kiri pertahanan Thailand. Sayangnya tembakan Irfan Jaya masih lemah dan bisa diantisipasi oleh kiper Thailand.

Begitu juga peluang yang didapat Dedik Setiawan saat mampu menerobos pertahanan Thailand setelah menerima umpan dari Asnawi. Sayang, pemain asal Arema itu malah diving dan berbuah kartu kuning. 

Jika setiap peluang tersebut diakhiri dengan sentuhan akhir yang baik, setidaknya kita bisa mencetak gol. Artinya kita masih belum efektif dalam menyerang. 

Begitu juga pada laga melawan Singapura di semifinal leg kedua. Terlepas dari penampilan luar biasa Hassan Sunny, pemain Indonesia kurang memanfaatkan peluang yang ada. 

Seharusnya Indonesia bisa menyelesaikan laga dengan waktu 90 menit. Namun lagi-lagi sentuhan akhir menjadi masalah. 

Harapan 

Jiika melihat skor 4-0, harapan untuk menang di leg kedua ada namun begitu sulit. Shin Tae Yong sendiri menyebut jika di leg kedua nanti seperti mendaki gunung tinggi. 

Tentu untuk bisa keluar sebagai juara, Indonesia harus bisa menang dengan margin 5 gol. Apalagi sejauh ini Thailand masih menjadi tim dengan lini pertahanan terbaik dan baru kemasukan 1 gol. 

Rasanya hal itu sulit terjadi meskipun bola itu bundar. Apalagi jika problem sentuhan akhir masih menjadi masalah, tentu hal itu akan semakin sulit. 

Akan tetapi, di leg kedua nanti pemain kita harus bermain lepas tanpa beban. Terlepas apapun hasilnya, publik tahu bahwa tim ini menunjukkan progres dan hasil yang baik. 

Tim ini dibentuk untuk jangka panjang, dan tentu sangat menjanjikan. Target utama adalah Piala Asia. Jadi, tetap semangat Skuat Garuda. Bravo. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun