Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebun Binatang Manusia, Eksploitasi Manusia Berkedok Eksotisme

23 November 2021   11:13 Diperbarui: 23 November 2021   12:14 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang Eropa tengah menyaksikan para manusia yang diperlakukan bak hewan dalam kandang. | sumber: timeline.com

Para pribumi ini dimaksudkan untuk mengisi acara pada kategori Java Village. Mereka menempati lahan yang luas, di lahan tersebut terdapat rumah tradisional dan mereka harus menempati rumah itu. 

Para pribumi kita saat itu disuruh untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti di rumah sendiri. Faktanya, para pribumi kita tidak dibayar sama sekali dan hanya menjadi alat untuk menghasilkan laba saja. 

Sejarah kelam di atas begitu merendahkan harkat dan martabat manusia. Perbuatan di atas seolah-olah menyebut bahwa bangsa di luar Eropa tak jauh dari primata saja. 

Padahal, seharusnya mereka sadar bahwa nenek moyang mereka alias kita adalah sapiens yang bermigrasi dari Afrika. Jadi, perbedaan ras seharusnya sudah hilang di muka bumi jika kita sepakat dengan teori itu. 

Itu artinya, nenek moyang kita sama hanya saja kondisi geografis wilayah yang membuat genetika kita berbeda. Jadilah ada yang berkulit putih, sawo matang, hitam, bermata biru, rambut pirang hingga ikal.

Atau jika kita menyebut bahwa kita adalah anak cucu Adam. Sudah selayaknya perbedaan ras itu hilang jika kita sepakat dengan hal ini. 

Tidak ada tempat bagi rasisme di muka bumi ini. Tidak ada satu alasan apapun bahwa bangsa tertentu memiliki derajat lebih tinggi dari bangasa lain. Kita semua sama, homo sapiens. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun