Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebun Binatang Manusia, Eksploitasi Manusia Berkedok Eksotisme

23 November 2021   11:13 Diperbarui: 23 November 2021   12:14 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Hindia Belanda (Indonesia) yang dipamerkan dalam human zoo.  Sumber: twitter.com/potretlawas

Misalnya tubuh yang lentur seakan tidak mempunyai tulang. Namun, konsep aneh tadi berkembang lebih jauh lagi, aneh di sini tidak hanya sebatas fisik yang unik tapi meliputi perbedaan budaya, gaya hidup hingga perbedaan ras. 

Pameran etnologi 

Orang pertama yang memperkenalkan konsep Human Zoo adalah Carl Hagenbeck pada 1874 dari Jerman. Ia adalah seorang pemburu dan penjual satwa liar. 

Ia mempunyai ide, kebun binatang tidak hanya diisi oleh hewan liar dan unik saja. Melainkan diisi oleh manusia dari benua lain di luar Eropa. Pada saat itu, teknologi tidak maju seperti saat ini.

Jadi, untuk melihat kebudayaan bangsa lain adalah mengunjungi tempat yang bersangkutan. Jadi, alangkah baiknya orang-orang dari luar Eropa itu didatangkan langsung dan dipamerkan di kebun binatang.

Bahasa halus dari human zoo adalah pameran etnologi. Orang-orang yang mengisi human zoo kebanyakan bangsa Afrika atau bangsa jajahan orang Eropa pada saat itu. 

Bangsa lain di luar Eropa dianggap lebih beradab daripada primata lain seperti monyet. Tapi, tidak sama beradabnya dengan bangsa Eropa. Mereka adalah kelas tertinggi pada saat itu.

Human zoo juga menunjukkan strata antar penjajah dan yang dijajah. Bangsa jajahan dianggap masih primitif tapi jauh lebih maju daripada monyet. 

Pada saat itu, orang-orang yang berada dalam human zoo saling berdampingan dengan primata. Mereka ditonton oleh orang-orang Eropa hanya untuk melihat perbedaan peradaban antara manusia dengan primata seperti monyet. 

Misalnya dilihat dari cara makan, memasak atau pakaian tradisional. Itulah yang disebut dengan pameran etnologi yang sebenarnya sangat merendahkan martabat manusia. 

Mungkin inilah rasialisme paling tidak manusiawi yang pernah terjadi dalam sejarah. Lambat laun, pameran etnologi ini menyebar ke berbagai kota di Eropa hingga ke Amerika sana. 

Kisah menyediakan Ota Benga

Ota Benga diculik di wilayah Kongo pada tahun 1904 dan dipamerkan di kebun binatang manusia di Amerika. | sumber: bbc.com
Ota Benga diculik di wilayah Kongo pada tahun 1904 dan dipamerkan di kebun binatang manusia di Amerika. | sumber: bbc.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun