Tidak sedikit dalam beberapa kasus, para oknum tersebut melakukan perbuatan keji berupa pemerasan hingga perkosaan pada korban. Lalu, apa yang membuat korban percaya begitu saja pada perilaku ini?Â
Dalam dunia psikologi ada yang disebut dengan halo effect. Halo effect adalah bias penilaian pada seseorang karena penilaian itu datang pada kesan pertama.Â
Baca juga: Halo Effect, Bias Penilaian saat Bertemu Seseorang
Citra positif yang ditampilkan di media sosial membuat korban percaya dan mempunyai kesan bahwa si pelaku seperti itu. Kesan positif itu akhirnya muncul, meskipun pelaku sering menyakiti, tidak sedikit para korban terus bertahan.Â
Tentu saja hal ini karena halo effect. Halo effect tidak sepenuhnya benar, apalagi jika menilai seseorang pada kesan pertama. Itu sebabnya penilaian ini menjadi bias.Â
Citra positif yang dibangun oleh pelaku tidak lebih hanya untuk membuat kesan yang baik agar korban lebih percaya. Itu sebabnya kita harus menyadari bahwa media sosial adalah dunia yang semu.Â
Lalu, adakah cara agar kita tidak menjadi korban catfishing? Tentu saja kita tidak ingin menjadi korban dan dibodohi oleh perilaku tersebut. Ada beberapa cara agar kita terhindar dari catfishing.Â
Waspada
Waspada adalah kunci agar kita tidak menjadi korban catfishing. Sulit memang untuk mendeteksi apakah seseorang serius menjalin hubungan dengan kita atau hanya ingin menipu.Â
Apalagi jika komunikasi tersebut hanya di media sosial. Jika pelaku catfish, biasanya mereka menolak diajak bertemu dengan banyak alasan. Bahkan hanya untuk video call mereka pun menolak.Â
Jika demikian, maka kita patut curiga agar tidak terjebak terlalu jauh. Di sinilah kita harus berani memutuskan komunikasi agar tidak menjadi korban catfishing.Â
BertanyaÂ
Kita juga jangan larut dalam rayuan maut pelaku. Sebisa mungkin kita harus tahu latar belakang pelaku mulai dari nama, pekerjaan, dan informasi pribadi lainnya.Â