Jarak tersebut tergantung, bisa juga diperluas jika berada di daerah pelosok. Jadi, kita mengutamakan mengkonsumsi makanan dalam radius tersebut.Â
Cara ini bisa dilakukan dengan membeli ke petani atau ke pasar tradisional. Makanan yang diproduksi secara lokal dinilai lebih sehat dibandingkan makanan kemasan yang ada di supermarket.Â
Hal itu karena para petani lokal cenderung tidak menggunakan pupuk kimia. Selain itu, bahan makanan yang ada di pasar tradisional tidak memiliki proses panjang seperti bahan makanan di supermarket.Â
Bahan makanan dari supermarket tentu memakai bahan pengawet dan diangkut dari jarak ribuan mil jauhnya. Tentu saja hal itu bisa menimbulkan emisi karbon yang besar.Â
Membeli dalam radius dekat dari rumah bisa memangkas emisi karbon. Apalagi jika tempat membeli makanan tersebut bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tentu saja ini efektif dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan individu.Â
Selain mengurangi emisi karbon, locavore juga bisa membantu kesejahteraan petani lokal dan para pedagang. Tentu saja gaya hidup ini bisa membantu perekonomian sekitar.Â
Cara lain yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan halaman rumah untuk berkebun. Beberapa bahan makanan bisa kita tanam sendiri seperti cabai, tomat, dan bawang.Â
Tentu saja tanaman itu tidak memakan banyak lahan. Mengkonsumsi makanan yang kita tanam sendiri juga bisa mengurangi emisi karbon. Selain itu, makanan yang terbuang menjadi limbah bisa dijadikan sebagai kompos.Â
Memanfaatkan halaman rumah untuk menenam sayur-sayuran merupakan cara hidup locavore. Locavore tidak hanya mengkonsumsi makanan masyarakat lokal saja tapi makanan yang kita tanam.Â
Untuk mengurangi emisi karbon bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dimulai dari sepiring makanan yang kita santap.Â
Jadi, kita perhatikan kembali komposisi makanan yang ada dalam piring kita. Jika makanan kita berasal dari luar cobalah untuk saat ini mulai mengkonsumsi makanan lokal.Â